Hujan menyirami parfummu di jalanan kota
Wanginya telah lama mengusir sedap malam saat
gelap
Dan kita, tak akan menyeruak bersama fajar mulai
resah
Di altar kota, sebuah angkringan
memancarkan cinta yang tidak sefrekuensi dari
radio
Kita pura - pura menelawan tawa dalam sebuah nasi
kucing
Dan biarlah aku akan mencintaimu lewat suara samar
di radio itu
Nasi sudah menjadi bubur
Dan engkau tak akan mau dengarkan lirih hatinya
yang lembek ini
Maret, 2024
Komentar
Posting Komentar