Langsung ke konten utama

PUISI; TIDAK ADA JUDUL

 Semuanya larut begitu saja

Dalam tangki motormu yang kuisi dua liter 

Sebagai ucapan terimakasih 

Atas perjalanan singkat kita dimalam yang kaku


Kau pergi begitu saja

Tanpa pesan meninggalkan derus mesin Scoopy putih dalam dadaku

Deru mesin yang memompa jantungku berdetak lebih kencang

Sekencang hisapan rokok suryaku menjelang pagi di balkon rumah

Rumah kawan pelarian ku malam itu


2025, awal tahun yang buruk untuk memperbaiki hubungan kita

Entah bagaimana jadinya nanti aku tidak tau

Menunggu atau aku yang akan menghampirimu 


Makin lama matahari makin hangat

Dan kubiarkan resah menguap di udara

Semoga hangat sampai ke dadamu di pagi buta


Jogja, 4 Januari 2025

Komentar

Postingan populer dari blog ini

OPINI; Kita dan Politik Praktis ( Kode Etik Warga Muhammadiyah Berpolitik )

 Kita dan Politik Praktis Bismillahirrahmanirrahim Saya awali tulisan ini dengan kalimat tersebut agar apa yang saya tuliskan tidak salah dan sesuai dengan apa yang ditetapkan. Dan juga, supaya tulisan ini dapat diterima oleh semua elemen persyarikatan. Yaitu, Muhammadiyah. Pada dekade awal Organisasi Islam Muhammadiyah, yaitu kisaran tahun 20-50 an, Muhammadiyah masih sibuk membenahi internal persyarikatan. Muhammadiyah konsen terhadap dunia pendidikan serta problematika sosial masyarakat umum pada saat itu. Memasuki era kemerdekaan Indonesia, tepatnya pada Tanwir Muhammadiyah di Ponorogo tahun 1968. Muhammadiyah menghadirkan dua putusan yang sangat bijaksana. Yaitu, MKCHM dan Khittah Ponorogo. Keputusan ini adalah amanat dari Muktamar Muhammadiyah ke-37 di Yogyakarta dengan tema "Tajdid Muhammadiyah" yang diselenggarakan pada tahun sebelumnya. Pertama, MKCHM adalah akronim dari Matan Keyakinan Cita-Cita Hidup Muhammadiyah, yang mana didalamnya termuat beberapa poin penting...