Dari balik kacamata
Ia melihat ,jalan
panjang terbentang
arah berliku,
dan jurang menganga
di kiri dan di
kanan
Pada jas Natsir
yang penuh tambalan
Ada kain
berlubang, benang putus dari pintalan
Jalinannya lapuk
merenggang,
tarik menarik
tangan kekuasaan
Pada mobil
butut yang Ia kendarai
Ada penumpang
yang berbicara ugal-ugalan,
menerobos jalan
seperti celeng purba dalam rimba raya
Senggol sana,
senggol sini dan suing yang menyerunduk siapa saja, apa saja
Pada rumah
kontrakan tempat Ia berteduh
Ada pencuri
yang mengintai dari setiap sudut kesempatan
Mengumpulkan
harta benda, menumpuk kekayaaan, tak ada yang tersisa,
kecuali jelmaan
buku teori evolusi Darwin, kera yang serakah
Natsir
memperbaiki dudukan kacamata
mengalihkan pandangan
pada sorban suci
yang melingkar
di dada dan leher
sorban yang menutup
kebinatangan manusia
Namun, sial
Dari balik lilitan
sorbannya itu
Para penerus bertengkar;
Saling tuduh,
saling tuding, dan saling tendang
Mencekik batang
kepalanya, memenggal buah pikirnya!
Jogja, 10
Januari 2024
Komentar
Posting Komentar