Langsung ke konten utama

PUISI; NATSIR YANG MENDAHULUI ZAMAN

Dari balik kacamata

Ia melihat ,jalan panjang terbentang

arah berliku, dan jurang menganga

di kiri dan di kanan

 

Pada jas Natsir yang penuh tambalan

Ada kain berlubang, benang putus dari pintalan

Jalinannya lapuk merenggang,

tarik menarik tangan kekuasaan

 

Pada mobil butut yang Ia kendarai

Ada penumpang yang berbicara ugal-ugalan,

menerobos jalan seperti celeng purba dalam rimba raya

Senggol sana, senggol sini dan suing yang menyerunduk siapa saja, apa saja

 

Pada rumah kontrakan tempat Ia berteduh

Ada pencuri yang mengintai dari setiap sudut kesempatan

Mengumpulkan harta benda, menumpuk kekayaaan, tak ada yang tersisa,

kecuali jelmaan buku teori evolusi Darwin, kera yang serakah

 

Natsir memperbaiki dudukan kacamata

mengalihkan pandangan pada sorban suci

yang melingkar di dada dan leher

sorban yang menutup kebinatangan manusia

 

Namun, sial

Dari balik lilitan sorbannya itu

Para penerus bertengkar;

Saling tuduh, saling tuding, dan saling tendang

Mencekik batang kepalanya, memenggal buah pikirnya!

 

Jogja, 10 Januari 2024

Komentar

Postingan populer dari blog ini

PUISI; AKU BARU 23 TAHUN

Aku baru 23 tahun saat kota ini telah tumbuh di abad yang jauh Kota yang tumbuh dari cinta, menjadi pupuk paling purba di kesuburan hatinya  Serupa kota, aku ingin tumbuh bersamamu di atasnya Berbunga lalu berbuah Ranum dan merekah  Tak apa, jika gang - gang sempit membuat kita tersudut dari jahatnya manusia Sungai mataram akan membawa duka bersama airnya yang coklat  Kita tak pernah kalah, sebab kota selalu memeluk kita Dan pantai selatan selalu menyambut senyummu di pangkal hari  Sayang, tak perlu risau Menetaplah di kota ini Bersamaku dan hanya untukku Rindu akan selalu membawa kita datang dan pergi  Di kota ini, hidup adalah penantian jalan pulang Dan pulang adalah makna yang akan membawa kita kembali Mari, kita tumbuh serupa kota ini Jogja, 29 November 2024

PUISI; AKU MASIH MENCINTAIMU, LAPTOPP

AKU MASIH MENCINTAIMU, LAPTOPPP!!!! Aku masih mencintaimu laptop Malam ini aku menyeggamaimu Tapi tepat pada pukul 23.50 engkau malah berulah Kalera! ujarku Padahal, tahukah engkau? Aku ingin mengajakmu berfantasi malam ini Jemariku telah lama merindukan lembutnya keyboardmu Mataku sudah birahi ingin menatap layarmu Engkau malah ejakulasi sebelum dieksekusi Aku ingin mengajakmu berselancar dalam imaji Menyeruput kopi mos khas kampung kami yang tak akan pernah engkau temui di Indomaret manapun Aku ingin mengepulkan asap-asap yang keluar dari mulutku ke mulutmu Yang diterangi lampu jalan depan rumah kita Eitss, entah kepulan asap atau embun Aku juga sulit membedakan Sebab mulutku sudah ibarat molen pengaduk semen dan pasir Udara disini sangat dingin sayang Seperti dinginnya sikap dia Engkau tahu? Karena ulahmu tadi Kopi hitamku bersileak karena jatuh diatas palanta dari pariang itu Bergediak lantai jadinya Maka, saat kau telah siuman Aku tak tau, entah apa yang mengetuk hatimu Untuk mela...