Langsung ke konten utama

PUISI; CATATAN RANTAU 1

Sekarang, dalam kepalan jemarinya adalah sebatang kayu yang menghimpun lidi-lidi rusuk kelapa.

Ia liukkan pinggangnya kesana-kemari sembari menumpu kekuatan pada pijakan kaki agar sapunya bekerja maksimal.

Di halaman depan rumah, ia kibaskan sapunya, ia halau rontokan daun kering yang berjatuhan ke tepian. Tepat dipangkal batang pohon yang tumbuh di halaman itu. Sebatang pohon nangka. 

Ia gerogoh saku celana, memantikkan korek menyuluh api dalam sela-sela tumpukannya.

Begitulah akhir-akhir ini ia menghabiskan hari kala petang. Memandang kepulan asap dari sarok yang dibakar. 

Sambil menunggu maghrib di depan teras kontrakan

Jogja, 11 Januari 2023

Komentar

Postingan populer dari blog ini

PUISI; AKU MASIH MENCINTAIMU, LAPTOPP

AKU MASIH MENCINTAIMU, LAPTOPPP!!!! Aku masih mencintaimu laptop Malam ini aku menyeggamaimu Tapi tepat pada pukul 23.50 engkau malah berulah Kalera! ujarku Padahal, tahukah engkau? Aku ingin mengajakmu berfantasi malam ini Jemariku telah lama merindukan lembutnya keyboardmu Mataku sudah birahi ingin menatap layarmu Engkau malah ejakulasi sebelum dieksekusi Aku ingin mengajakmu berselancar dalam imaji Menyeruput kopi mos khas kampung kami yang tak akan pernah engkau temui di Indomaret manapun Aku ingin mengepulkan asap-asap yang keluar dari mulutku ke mulutmu Yang diterangi lampu jalan depan rumah kita Eitss, entah kepulan asap atau embun Aku juga sulit membedakan Sebab mulutku sudah ibarat molen pengaduk semen dan pasir Udara disini sangat dingin sayang Seperti dinginnya sikap dia Engkau tahu? Karena ulahmu tadi Kopi hitamku bersileak karena jatuh diatas palanta dari pariang itu Bergediak lantai jadinya Maka, saat kau telah siuman Aku tak tau, entah apa yang mengetuk hatimu Untuk mela...

PUISI; SUDAHI

Dari kereta kencana hingga lencana petaka Dari pegasus mulia hingga hanoman sengsara Melacak-dabrak sesukamu Menyusuri sisi buasmu Mengisi penuh gelas-gelas hasratmu Laksana keledai di gurun sahara Bias, dan penuh biang bahaya Merona-rona membahana Ternyata, wujudmu halusinasi semata Semua tertipu bayanganmu nan mulia itu  Wahai, ratu kumala berseri Sudahi dan ambillah intisari Yogyakarta, 13 Maret 2022