Langsung ke konten utama

PUISI; BUNGA KEMATIAN DI ALUN-ALUN KAMPUS KITA

Kampus kampus berhasil menjadi pabrik

Mereka memproduksi para pekerja tiap tahunnya

Rutin, cepat, dan banyak


Ibarat mesin pencetak, kampus mengeluarkan banyak kertas

Kertas itu kadang berbentuk skripsi yang nantinya akan disusun rapi dalam gudang bak barang tak berguna


Kadang juga, kertas itu adalah ijazah yang nantinya akan disimpan cantik dalam lemari lalu berdebu


Kampus berhasil merayakan pencapaiannya

Membuat mahasiswanya bangga dengan predikat cumlaude

Lulus cepat, mahasiswa berprestasi, menjadi sarjana muda dan banyak gelar lainnya


Perayaan itu kemudian dikumandangkan dan mengudara

Menjadi instastory yang banyak sekali repost-annya

Alun alun kampus dipenuhi bunga-bunga


Bunga yang menandakan kematian 


Kematian fungsi kampus ditengah hiruk-pikuk persoalan sekitar

Yang tak akan pernah diselesaikan oleh para lulusannya

Jika setelah lulus mereka hanya ingin mencari kerja, menikah, lalu mati begitu saja


Yogyakarta, 13 Januari 2022

Komentar

Postingan populer dari blog ini

PUISI; AKU MASIH MENCINTAIMU, LAPTOPP

AKU MASIH MENCINTAIMU, LAPTOPPP!!!! Aku masih mencintaimu laptop Malam ini aku menyeggamaimu Tapi tepat pada pukul 23.50 engkau malah berulah Kalera! ujarku Padahal, tahukah engkau? Aku ingin mengajakmu berfantasi malam ini Jemariku telah lama merindukan lembutnya keyboardmu Mataku sudah birahi ingin menatap layarmu Engkau malah ejakulasi sebelum dieksekusi Aku ingin mengajakmu berselancar dalam imaji Menyeruput kopi mos khas kampung kami yang tak akan pernah engkau temui di Indomaret manapun Aku ingin mengepulkan asap-asap yang keluar dari mulutku ke mulutmu Yang diterangi lampu jalan depan rumah kita Eitss, entah kepulan asap atau embun Aku juga sulit membedakan Sebab mulutku sudah ibarat molen pengaduk semen dan pasir Udara disini sangat dingin sayang Seperti dinginnya sikap dia Engkau tahu? Karena ulahmu tadi Kopi hitamku bersileak karena jatuh diatas palanta dari pariang itu Bergediak lantai jadinya Maka, saat kau telah siuman Aku tak tau, entah apa yang mengetuk hatimu Untuk mela...

PUISI; SUDAHI

Dari kereta kencana hingga lencana petaka Dari pegasus mulia hingga hanoman sengsara Melacak-dabrak sesukamu Menyusuri sisi buasmu Mengisi penuh gelas-gelas hasratmu Laksana keledai di gurun sahara Bias, dan penuh biang bahaya Merona-rona membahana Ternyata, wujudmu halusinasi semata Semua tertipu bayanganmu nan mulia itu  Wahai, ratu kumala berseri Sudahi dan ambillah intisari Yogyakarta, 13 Maret 2022