Langsung ke konten utama

PUISI; UNTUK KAWAN

Kita adalah generasi yang terabaikan

Mencari ketenangan dalam pelarian

Kadang, keinginan berujung penistaan

Dituntut untuk kembali pada kegelapan


Dan dunia akan kita genggam

Namun tidak dengan sepotong kayu dan rotan

Apalagi makian berlandas mentalitas kekuatan

Semu, halu, kuno, kau jauh dari kehidupan


Mencari jati diri dalam genggaman

Itu yang kita lakukan

Tidak baik-tidak buruk

Memang realita zaman


Laki laki dihujat bercengkrama dengan bulan

Wanita wanita dimaki melipat badan di sudut ruangan

Sesak dan tersimpul tuntutan

Kekangan dalam kerangkeng peninggalan


Kita adalah generasi penuh tantangan

Dibawa oleh percepatan dan peralihan

Maju ditantang, mundur menafikan


Jogja, 10 Oktober 2022


Komentar

Postingan populer dari blog ini

PUISI; AKU MASIH MENCINTAIMU, LAPTOPP

AKU MASIH MENCINTAIMU, LAPTOPPP!!!! Aku masih mencintaimu laptop Malam ini aku menyeggamaimu Tapi tepat pada pukul 23.50 engkau malah berulah Kalera! ujarku Padahal, tahukah engkau? Aku ingin mengajakmu berfantasi malam ini Jemariku telah lama merindukan lembutnya keyboardmu Mataku sudah birahi ingin menatap layarmu Engkau malah ejakulasi sebelum dieksekusi Aku ingin mengajakmu berselancar dalam imaji Menyeruput kopi mos khas kampung kami yang tak akan pernah engkau temui di Indomaret manapun Aku ingin mengepulkan asap-asap yang keluar dari mulutku ke mulutmu Yang diterangi lampu jalan depan rumah kita Eitss, entah kepulan asap atau embun Aku juga sulit membedakan Sebab mulutku sudah ibarat molen pengaduk semen dan pasir Udara disini sangat dingin sayang Seperti dinginnya sikap dia Engkau tahu? Karena ulahmu tadi Kopi hitamku bersileak karena jatuh diatas palanta dari pariang itu Bergediak lantai jadinya Maka, saat kau telah siuman Aku tak tau, entah apa yang mengetuk hatimu Untuk mela...

PUISI; SUDAHI

Dari kereta kencana hingga lencana petaka Dari pegasus mulia hingga hanoman sengsara Melacak-dabrak sesukamu Menyusuri sisi buasmu Mengisi penuh gelas-gelas hasratmu Laksana keledai di gurun sahara Bias, dan penuh biang bahaya Merona-rona membahana Ternyata, wujudmu halusinasi semata Semua tertipu bayanganmu nan mulia itu  Wahai, ratu kumala berseri Sudahi dan ambillah intisari Yogyakarta, 13 Maret 2022