Pada malam gelap yang tidak kelam
Orang-orang menelanjangi diri dengan bangga
Mengumpulkan angka atas rata-rata
Lalu menyusunnya dalam kata di sebuah nama
Pada ruang sesak yang tidak pengap
Manusia-manusia bertaruh dengan sebatang pena
Memperebutkan kalimat-kalimat puja
Lalu menyematkannya dalam dada
Pada tempat riuh yang tidak ramai
Orang-orang menatap kedepan
Menyangsikan kiri dan kanan
Mundur ibarat kontainer
Maju ibarat buldoser
Melabrak apa saja dan merasa tak apa
Pada perempatan jalan yang tidak macet
Para pengendara kecele
Kaget-kaget dan diklaksoni anomali tirani
Kuasa menyelingkuhi oligarki
Memanipulasi, merasuki, mengencingi
Hingga, satu kata saja tak pernah ada arti
Pada lorong sunyi yang tidak hanya sepi
Segelintir orang menangis lalu meratap
Dalam setiap tetes air matanya adalah fenomena
Dalam setiap isakan deru nafasnya adalah nomena
Jogja, 21 September 2022
Komentar
Posting Komentar