Langsung ke konten utama

PUISI; NOUMENA

Pada malam gelap yang tidak kelam

Orang-orang menelanjangi diri dengan bangga

Mengumpulkan angka atas rata-rata 

Lalu menyusunnya dalam kata di sebuah nama


Pada ruang sesak yang tidak pengap

Manusia-manusia bertaruh dengan sebatang pena

Memperebutkan kalimat-kalimat puja

Lalu menyematkannya dalam dada


Pada tempat riuh yang tidak ramai

Orang-orang menatap kedepan

Menyangsikan kiri dan kanan

Mundur ibarat kontainer

Maju ibarat buldoser

Melabrak apa saja dan merasa tak apa


Pada perempatan jalan yang tidak macet

Para pengendara kecele

Kaget-kaget dan diklaksoni anomali tirani

Kuasa menyelingkuhi oligarki

Memanipulasi, merasuki, mengencingi

Hingga, satu kata saja tak pernah ada arti


Pada lorong sunyi yang tidak hanya sepi

Segelintir orang menangis lalu meratap

Dalam setiap tetes air matanya adalah fenomena

Dalam setiap isakan deru nafasnya adalah nomena


Jogja, 21 September 2022

Komentar

Postingan populer dari blog ini

PUISI; TIDAK ADA JUDUL

 Semuanya larut begitu saja Dalam tangki motormu yang kuisi dua liter  Sebagai ucapan terimakasih  Atas perjalanan singkat kita dimalam yang kaku Kau pergi begitu saja Tanpa pesan meninggalkan derus mesin Scoopy putih dalam dadaku Deru mesin yang memompa jantungku berdetak lebih kencang Sekencang hisapan rokok suryaku menjelang pagi di balkon rumah Rumah kawan pelarian ku malam itu 2025, awal tahun yang buruk untuk memperbaiki hubungan kita Entah bagaimana jadinya nanti aku tidak tau Menunggu atau aku yang akan menghampirimu  Makin lama matahari makin hangat Dan kubiarkan resah menguap di udara Semoga hangat sampai ke dadamu di pagi buta Jogja, 4 Januari 2025

OPINI; Kita dan Politik Praktis ( Kode Etik Warga Muhammadiyah Berpolitik )

 Kita dan Politik Praktis Bismillahirrahmanirrahim Saya awali tulisan ini dengan kalimat tersebut agar apa yang saya tuliskan tidak salah dan sesuai dengan apa yang ditetapkan. Dan juga, supaya tulisan ini dapat diterima oleh semua elemen persyarikatan. Yaitu, Muhammadiyah. Pada dekade awal Organisasi Islam Muhammadiyah, yaitu kisaran tahun 20-50 an, Muhammadiyah masih sibuk membenahi internal persyarikatan. Muhammadiyah konsen terhadap dunia pendidikan serta problematika sosial masyarakat umum pada saat itu. Memasuki era kemerdekaan Indonesia, tepatnya pada Tanwir Muhammadiyah di Ponorogo tahun 1968. Muhammadiyah menghadirkan dua putusan yang sangat bijaksana. Yaitu, MKCHM dan Khittah Ponorogo. Keputusan ini adalah amanat dari Muktamar Muhammadiyah ke-37 di Yogyakarta dengan tema "Tajdid Muhammadiyah" yang diselenggarakan pada tahun sebelumnya. Pertama, MKCHM adalah akronim dari Matan Keyakinan Cita-Cita Hidup Muhammadiyah, yang mana didalamnya termuat beberapa poin penting...