Malam itu adalah malam yang panjang
Meneguk kopi sampai ampasnya
Menghisap rokok hingga puntung tak ada
Matanya adalah bulan sabit
Namun ia paksakan layak bintang terus berkedip
Esok dan esok-esoknya
Ia akan menemui hari yang panjang
Tidak muat dalam hitungan arloji
Bahkan dentingan jarum lebih cepat dari buroq Muhammad
Apalagi Asif yang diperintah Sulaiman membawa singgasana
Dan ia
Sedang bercengkrama dalam sunyi
Sesekali berteriak, memaki, dan tiba tiba menangisi
Sekali lagi, hanya dalam sunyi
Ketika kantuk mengetuk pintu
Ia benamkan kepalanya pada kapuk
Sungguh ia tidak bisa tentram
Meski hujan membawa nyanyian
Rupanya
Kepalanya sedang bergejolak
Dan hatinya sedang beriak
Tragisnya
Keduanya juga bertengkar
Jogja, 21 Oktober 2022
Komentar
Posting Komentar