Langsung ke konten utama

PUISI; KELAKUAN-KELAKUAN ANEH

Kelakuan - kelakuan aneh yang tidak dipersoalkan


Mengapa selalu sedih saat berpisah

Padahal pertemuan menghadiahi kisah?


Saat hubungan tidak lagi menyangkut beberapa orang

Kesimpulan ditarik lalu ditelan tanpa timbang


Bagaimana nasib seorang linglung yang mencari bahagia padahal sedih saja tak punya

Mencari-cari yang sebenarnya sudah tertuang dalam porsi


Apalagi, ketika sendu dan resah akan terobati dengan solusi

Kenapa harus menutup-nutupi seyum yang membelakangi verifikasi dan konfirmasi 


Dan hati yang mencuri simpati

Mengumpulkan empati, menabung peduli

Siapa yang terlukai, enggan diketahui

Satu sama lain akhirnya menodai 


Macam kelakuan umat manusia

Tak akan pernah berhenti dan selalu terganti

Mereka tak sama

Semua mengerti cara berdiri

Meski berbeda versi


Jogja, 22 September 2022

Komentar

Postingan populer dari blog ini

PUISI; AKU MASIH MENCINTAIMU, LAPTOPP

AKU MASIH MENCINTAIMU, LAPTOPPP!!!! Aku masih mencintaimu laptop Malam ini aku menyeggamaimu Tapi tepat pada pukul 23.50 engkau malah berulah Kalera! ujarku Padahal, tahukah engkau? Aku ingin mengajakmu berfantasi malam ini Jemariku telah lama merindukan lembutnya keyboardmu Mataku sudah birahi ingin menatap layarmu Engkau malah ejakulasi sebelum dieksekusi Aku ingin mengajakmu berselancar dalam imaji Menyeruput kopi mos khas kampung kami yang tak akan pernah engkau temui di Indomaret manapun Aku ingin mengepulkan asap-asap yang keluar dari mulutku ke mulutmu Yang diterangi lampu jalan depan rumah kita Eitss, entah kepulan asap atau embun Aku juga sulit membedakan Sebab mulutku sudah ibarat molen pengaduk semen dan pasir Udara disini sangat dingin sayang Seperti dinginnya sikap dia Engkau tahu? Karena ulahmu tadi Kopi hitamku bersileak karena jatuh diatas palanta dari pariang itu Bergediak lantai jadinya Maka, saat kau telah siuman Aku tak tau, entah apa yang mengetuk hatimu Untuk mela...

PUISI; SUDAHI

Dari kereta kencana hingga lencana petaka Dari pegasus mulia hingga hanoman sengsara Melacak-dabrak sesukamu Menyusuri sisi buasmu Mengisi penuh gelas-gelas hasratmu Laksana keledai di gurun sahara Bias, dan penuh biang bahaya Merona-rona membahana Ternyata, wujudmu halusinasi semata Semua tertipu bayanganmu nan mulia itu  Wahai, ratu kumala berseri Sudahi dan ambillah intisari Yogyakarta, 13 Maret 2022