Langsung ke konten utama

PUISI; KELAKUAN-KELAKUAN ANEH

Kelakuan - kelakuan aneh yang tidak dipersoalkan


Mengapa selalu sedih saat berpisah

Padahal pertemuan menghadiahi kisah?


Saat hubungan tidak lagi menyangkut beberapa orang

Kesimpulan ditarik lalu ditelan tanpa timbang


Bagaimana nasib seorang linglung yang mencari bahagia padahal sedih saja tak punya

Mencari-cari yang sebenarnya sudah tertuang dalam porsi


Apalagi, ketika sendu dan resah akan terobati dengan solusi

Kenapa harus menutup-nutupi seyum yang membelakangi verifikasi dan konfirmasi 


Dan hati yang mencuri simpati

Mengumpulkan empati, menabung peduli

Siapa yang terlukai, enggan diketahui

Satu sama lain akhirnya menodai 


Macam kelakuan umat manusia

Tak akan pernah berhenti dan selalu terganti

Mereka tak sama

Semua mengerti cara berdiri

Meski berbeda versi


Jogja, 22 September 2022

Komentar

Postingan populer dari blog ini

PUISI; AKU BARU 23 TAHUN

Aku baru 23 tahun saat kota ini telah tumbuh di abad yang jauh Kota yang tumbuh dari cinta, menjadi pupuk paling purba di kesuburan hatinya  Serupa kota, aku ingin tumbuh bersamamu di atasnya Berbunga lalu berbuah Ranum dan merekah  Tak apa, jika gang - gang sempit membuat kita tersudut dari jahatnya manusia Sungai mataram akan membawa duka bersama airnya yang coklat  Kita tak pernah kalah, sebab kota selalu memeluk kita Dan pantai selatan selalu menyambut senyummu di pangkal hari  Sayang, tak perlu risau Menetaplah di kota ini Bersamaku dan hanya untukku Rindu akan selalu membawa kita datang dan pergi  Di kota ini, hidup adalah penantian jalan pulang Dan pulang adalah makna yang akan membawa kita kembali Mari, kita tumbuh serupa kota ini Jogja, 29 November 2024

PUISI; TIDAK ADA JUDUL

 Semuanya larut begitu saja Dalam tangki motormu yang kuisi dua liter  Sebagai ucapan terimakasih  Atas perjalanan singkat kita dimalam yang kaku Kau pergi begitu saja Tanpa pesan meninggalkan derus mesin Scoopy putih dalam dadaku Deru mesin yang memompa jantungku berdetak lebih kencang Sekencang hisapan rokok suryaku menjelang pagi di balkon rumah Rumah kawan pelarian ku malam itu 2025, awal tahun yang buruk untuk memperbaiki hubungan kita Entah bagaimana jadinya nanti aku tidak tau Menunggu atau aku yang akan menghampirimu  Makin lama matahari makin hangat Dan kubiarkan resah menguap di udara Semoga hangat sampai ke dadamu di pagi buta Jogja, 4 Januari 2025