Langsung ke konten utama

PUISI; ANOMALI-ANOMALI GERAKAN

Dan ternyata

Deras hujan tak sedikitpun memadamkan

Jiwa yang terbakar


Sekelompok minoritas

Menerjang arus kelaziman 

Mencari-cari dan berusaha menemukan


Mayoritas yang berbondong-bondong

Bersorak-sorai merayakan kebodohan 


Mereka lihat bangunan megah

Mencarinya dalam sudut-sudut kelas

Ternyata mereka tidak disana

Pestapora telah menyembunyikannya


Merika lihat warung kopi

Warung kopi yang katanya lumbung diskusi

Ternyata mereka tidak disana

Keramaian yang memanipulasi, ternyata hanya diri sendiri dalam ruang persegi


Mereka lihat jalanan panas

Jalanan yang katanya muaranya keadilan

Ternyata mereka tidak disana

Hanya seonggok tubuh, tanpa jiwa yang utuh

Meneriakkan, "Alerta! Alerta! Antifascista!!"

Dalam instastory semata


Lalu, sekawan minoritas ingin beradaptasi

Mencoba masuk dalam sendi-sendi teknologi-informasi

Ternyata mereka juga tidak disana

Malam larut telah menculiknya

Dalam depresi akibat teknologi dan dehidrasi informasi 


Dan ternyata

Deras hujan tak sedikitpun memadamkan

Jiwa yang terbakar

Sekelompok kecil itu masih merindukan perubahan


Jogja, 30 September 2022

Komentar

Postingan populer dari blog ini

PUISI; AKU BARU 23 TAHUN

Aku baru 23 tahun saat kota ini telah tumbuh di abad yang jauh Kota yang tumbuh dari cinta, menjadi pupuk paling purba di kesuburan hatinya  Serupa kota, aku ingin tumbuh bersamamu di atasnya Berbunga lalu berbuah Ranum dan merekah  Tak apa, jika gang - gang sempit membuat kita tersudut dari jahatnya manusia Sungai mataram akan membawa duka bersama airnya yang coklat  Kita tak pernah kalah, sebab kota selalu memeluk kita Dan pantai selatan selalu menyambut senyummu di pangkal hari  Sayang, tak perlu risau Menetaplah di kota ini Bersamaku dan hanya untukku Rindu akan selalu membawa kita datang dan pergi  Di kota ini, hidup adalah penantian jalan pulang Dan pulang adalah makna yang akan membawa kita kembali Mari, kita tumbuh serupa kota ini Jogja, 29 November 2024

PUISI; TIDAK ADA JUDUL

 Semuanya larut begitu saja Dalam tangki motormu yang kuisi dua liter  Sebagai ucapan terimakasih  Atas perjalanan singkat kita dimalam yang kaku Kau pergi begitu saja Tanpa pesan meninggalkan derus mesin Scoopy putih dalam dadaku Deru mesin yang memompa jantungku berdetak lebih kencang Sekencang hisapan rokok suryaku menjelang pagi di balkon rumah Rumah kawan pelarian ku malam itu 2025, awal tahun yang buruk untuk memperbaiki hubungan kita Entah bagaimana jadinya nanti aku tidak tau Menunggu atau aku yang akan menghampirimu  Makin lama matahari makin hangat Dan kubiarkan resah menguap di udara Semoga hangat sampai ke dadamu di pagi buta Jogja, 4 Januari 2025