Langsung ke konten utama

PUISI; AKU INGIN


Aku ingin kita bercerita dibelakang rumah itu

Rumah panggung sederhana berlantai dua

Di lantai satu, tempat rak buku kita tata rapi


Aku ingin kita berkuasa atas dunia

Menceritakan kebodohan sejak bangun tadi pagi

Menceritakan malam-malam yang penuh mimpi

Atau bahkan, menceritakan jika esok pagi kita tidak lagi melihat matahari


Kelak, jika lumbung padi kita sudah habis dan kau dapati simpanan berkurang

Ingat lagi saat bahagianya kita dengan panen melimpah

Hati riang anak saat bermain disawah kala musim tanam datang

Atau, saat senyum merekah dipagi hari melihat padi yang menguning


Dik, siapakah yang mau dipinang dengan seikat benih padi dan sebuah alat bajak keluaran jepang?

Atau mungkin sebilah pohon bambu untuk membangun rumah panggung?


Tapi dik, siapapun itu

Aku selalu ingin menuju senja disini dan seperti ini

Menikmati sore sambil menyeruput kopi dan membaca buku.


Lalu, saat maghrib datang. Bergegas mengajak anak pergi ke surau. Hingga malam datang, kita terlelap dengan tenang.


Dik, saat bumi itu tak lagi layak huni

Lalu, engkau lihat aku dalam keadaan terpojok

Strategi perang yang ku pakai gagal

Bawalah diriku ke eden kita tadi dik


Menenangkan fikiran, meninggalkan dunia terlebih dahulu

Aku dengar

Kerumunan itu menyeramkan

Sesak dan penuh oleh perlombaan


Tapi, kita tak bisa hindari bukan?

Aku akan kembali ke medan perang

Mau tidak mau, kita harus menang

Dan, eden itu adalah rumah kita nanti

Tempat kita menyusun strategi 


Jogja, 3 Oktober 2022

Komentar

Postingan populer dari blog ini

PUISI; TIDAK ADA JUDUL

 Semuanya larut begitu saja Dalam tangki motormu yang kuisi dua liter  Sebagai ucapan terimakasih  Atas perjalanan singkat kita dimalam yang kaku Kau pergi begitu saja Tanpa pesan meninggalkan derus mesin Scoopy putih dalam dadaku Deru mesin yang memompa jantungku berdetak lebih kencang Sekencang hisapan rokok suryaku menjelang pagi di balkon rumah Rumah kawan pelarian ku malam itu 2025, awal tahun yang buruk untuk memperbaiki hubungan kita Entah bagaimana jadinya nanti aku tidak tau Menunggu atau aku yang akan menghampirimu  Makin lama matahari makin hangat Dan kubiarkan resah menguap di udara Semoga hangat sampai ke dadamu di pagi buta Jogja, 4 Januari 2025

OPINI; Kita dan Politik Praktis ( Kode Etik Warga Muhammadiyah Berpolitik )

 Kita dan Politik Praktis Bismillahirrahmanirrahim Saya awali tulisan ini dengan kalimat tersebut agar apa yang saya tuliskan tidak salah dan sesuai dengan apa yang ditetapkan. Dan juga, supaya tulisan ini dapat diterima oleh semua elemen persyarikatan. Yaitu, Muhammadiyah. Pada dekade awal Organisasi Islam Muhammadiyah, yaitu kisaran tahun 20-50 an, Muhammadiyah masih sibuk membenahi internal persyarikatan. Muhammadiyah konsen terhadap dunia pendidikan serta problematika sosial masyarakat umum pada saat itu. Memasuki era kemerdekaan Indonesia, tepatnya pada Tanwir Muhammadiyah di Ponorogo tahun 1968. Muhammadiyah menghadirkan dua putusan yang sangat bijaksana. Yaitu, MKCHM dan Khittah Ponorogo. Keputusan ini adalah amanat dari Muktamar Muhammadiyah ke-37 di Yogyakarta dengan tema "Tajdid Muhammadiyah" yang diselenggarakan pada tahun sebelumnya. Pertama, MKCHM adalah akronim dari Matan Keyakinan Cita-Cita Hidup Muhammadiyah, yang mana didalamnya termuat beberapa poin penting...