Pada hakikatnya kemenangan bukanlah saat kita bisa mengalahkan orang lain ataupun mendapatkan hal yang diinginkan .
Kemenangan sejati adalah saat kita mampu menekan ego pada diri sedalam-dalamnya dan bukan keberhasilan dalam menaklukkan apa yang ada diluar diri sendiri.Pada hari yang fitri, kemenangan tidak hanya pada kalkulasi hari menahan haus dan lapar saat Ramadan saja, atau mungkin maksimalnya setiap malam dengan tarawih dan tadarus.
Melainkan, kemenangan di hari idul fitri adalah saat kita mampu membunuh sifat kikir, tamak, antisosial, takabur, dan sifat-sifat yang merusak jati diri sebagi insan kamil.
Saat kita berhasil menaiki banyak gunung. Kemenangan bukanlah ketika telapak kaki diinjakkan pada tanah tertinggi puncaknya.
Melainkan, kemenangan saat bersafari ke alam adalah ketika diri mampu menjaga, menghargai, dan merawatnya. Menghentikan perilaku eksploitatif, merusak, membakar, menghancurkan, dan sifat-sifat yang menodai jati diri sebagai khalifah di muka bumi yang rahmatan lil 'alamin.
Singgalang, 9 Mei 2022
Komentar
Posting Komentar