Langsung ke konten utama

PUISI; TENTANG KEMENANGAN

Pada hakikatnya kemenangan bukanlah saat kita bisa mengalahkan orang lain ataupun mendapatkan hal yang diinginkan .


Kemenangan sejati adalah saat kita mampu menekan ego pada diri sedalam-dalamnya dan bukan keberhasilan dalam menaklukkan apa yang ada diluar diri sendiri.Pada hari yang fitri, kemenangan tidak hanya pada kalkulasi hari menahan haus dan lapar saat Ramadan saja, atau mungkin maksimalnya setiap malam dengan tarawih dan tadarus. 


Melainkan, kemenangan di hari idul fitri adalah saat kita mampu membunuh sifat kikir, tamak, antisosial, takabur, dan sifat-sifat yang merusak jati diri sebagi insan kamil.


Saat kita berhasil menaiki banyak gunung. Kemenangan bukanlah ketika telapak kaki diinjakkan pada tanah tertinggi puncaknya.


Melainkan, kemenangan saat bersafari ke alam adalah ketika diri mampu menjaga, menghargai, dan merawatnya. Menghentikan perilaku eksploitatif, merusak, membakar, menghancurkan, dan sifat-sifat yang menodai jati diri sebagai khalifah di muka bumi yang rahmatan lil 'alamin.


Singgalang, 9 Mei 2022 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

PUISI; AKU MASIH MENCINTAIMU, LAPTOPP

AKU MASIH MENCINTAIMU, LAPTOPPP!!!! Aku masih mencintaimu laptop Malam ini aku menyeggamaimu Tapi tepat pada pukul 23.50 engkau malah berulah Kalera! ujarku Padahal, tahukah engkau? Aku ingin mengajakmu berfantasi malam ini Jemariku telah lama merindukan lembutnya keyboardmu Mataku sudah birahi ingin menatap layarmu Engkau malah ejakulasi sebelum dieksekusi Aku ingin mengajakmu berselancar dalam imaji Menyeruput kopi mos khas kampung kami yang tak akan pernah engkau temui di Indomaret manapun Aku ingin mengepulkan asap-asap yang keluar dari mulutku ke mulutmu Yang diterangi lampu jalan depan rumah kita Eitss, entah kepulan asap atau embun Aku juga sulit membedakan Sebab mulutku sudah ibarat molen pengaduk semen dan pasir Udara disini sangat dingin sayang Seperti dinginnya sikap dia Engkau tahu? Karena ulahmu tadi Kopi hitamku bersileak karena jatuh diatas palanta dari pariang itu Bergediak lantai jadinya Maka, saat kau telah siuman Aku tak tau, entah apa yang mengetuk hatimu Untuk mela...

PUISI; SUDAHI

Dari kereta kencana hingga lencana petaka Dari pegasus mulia hingga hanoman sengsara Melacak-dabrak sesukamu Menyusuri sisi buasmu Mengisi penuh gelas-gelas hasratmu Laksana keledai di gurun sahara Bias, dan penuh biang bahaya Merona-rona membahana Ternyata, wujudmu halusinasi semata Semua tertipu bayanganmu nan mulia itu  Wahai, ratu kumala berseri Sudahi dan ambillah intisari Yogyakarta, 13 Maret 2022