Langsung ke konten utama

PUISI; PERJALANAN

Bagaimanapun juga, hidup harus tetap dijalankan. Tentu, keinginan untuk tetap hidup tersimpan dalam beribu harapan dan impian. Sebab, harapan dan impianlah yang pada akhirnya membuat kita untuk tetap hidup di dunia ini.


Ada harapan menuju bahagia, ada pula harapan menuju suka cita, dan harapan-harapan baik yang selalu kita langitkan dalam do'a - do'a.


Kendatipun pada waktu tertentu, perjalanan itu tidak akan mulus begitu saja. Kebahagiaan diselingi dengan kesedihan, pertemuan diputuskan dengan perpisahan, dan harapan-harapan akan dilukai dengan kekecewaan.


Ya, begitulah kehidupan. Absurd dan susah ditebak. Semuanya ibarat satu koin dua sisi yang kapan saja akan terbalik. Tidak ada yang bisa kita upayakan selain menikmati sensasi safari kehidupan dengan ikhtiar, sabar, do'a, dan tawakkal.


Sekali lagi, bagaimanapun juga kita hari ini. Entah lagi bergelut dengan luka, kecewa, nestapa, dan sengsara. Hidup harus tetap dilanjutkan. Selamat tinggal Sumatera Barat dan sejuta harap yang akan menuntun jalan untuk pulang. Sampai jumpa lagi 👋.


Padang, 31 Mei 2022

Komentar

Postingan populer dari blog ini

PUISI; AKU MASIH MENCINTAIMU, LAPTOPP

AKU MASIH MENCINTAIMU, LAPTOPPP!!!! Aku masih mencintaimu laptop Malam ini aku menyeggamaimu Tapi tepat pada pukul 23.50 engkau malah berulah Kalera! ujarku Padahal, tahukah engkau? Aku ingin mengajakmu berfantasi malam ini Jemariku telah lama merindukan lembutnya keyboardmu Mataku sudah birahi ingin menatap layarmu Engkau malah ejakulasi sebelum dieksekusi Aku ingin mengajakmu berselancar dalam imaji Menyeruput kopi mos khas kampung kami yang tak akan pernah engkau temui di Indomaret manapun Aku ingin mengepulkan asap-asap yang keluar dari mulutku ke mulutmu Yang diterangi lampu jalan depan rumah kita Eitss, entah kepulan asap atau embun Aku juga sulit membedakan Sebab mulutku sudah ibarat molen pengaduk semen dan pasir Udara disini sangat dingin sayang Seperti dinginnya sikap dia Engkau tahu? Karena ulahmu tadi Kopi hitamku bersileak karena jatuh diatas palanta dari pariang itu Bergediak lantai jadinya Maka, saat kau telah siuman Aku tak tau, entah apa yang mengetuk hatimu Untuk mela...

PUISI; SUDAHI

Dari kereta kencana hingga lencana petaka Dari pegasus mulia hingga hanoman sengsara Melacak-dabrak sesukamu Menyusuri sisi buasmu Mengisi penuh gelas-gelas hasratmu Laksana keledai di gurun sahara Bias, dan penuh biang bahaya Merona-rona membahana Ternyata, wujudmu halusinasi semata Semua tertipu bayanganmu nan mulia itu  Wahai, ratu kumala berseri Sudahi dan ambillah intisari Yogyakarta, 13 Maret 2022