Langsung ke konten utama

PUISI; TANPA JUDUL

Beberapa hari lalu saya mendengar dan terdiam

Berita duka dari seorang kawan

Dimasa-masa kuliah ia mendekam

Pada lara yang datang di penghujung bulan

Tidak ada yang pernah abadi

Rindu yang tidak punya tempat kembali lagi

Tentang perpisahan yang menghantui

Ya, seorang kawan ditinggal ayahnya pergi

Sudah siapkah kita untuk hadapi perpisahan yang pasti?

Kemana lagi cinta yang sukma bawa berlayar akan menepi?

Kita hanya menunggu nomor antrian yang akan menggiliri

Sudahkah stok air mati itu terpenuhi?

Terpenuhi oleh balas budi, balas kasih, cinta, kebaikan diri, dan apa yang membuat dia tenang hati untuk benar-benar pergi?

Semua akan berakhir pada masanya

Bertemu dibalas pisah

Datang dibalas pergi

Tapi cinta tetaplah dibalas cinta

Dan hari ini apa yang sudah kita beri?

Yogyakarta, 21 Februari 2022

Komentar

Postingan populer dari blog ini

PUISI; AKU MASIH MENCINTAIMU, LAPTOPP

AKU MASIH MENCINTAIMU, LAPTOPPP!!!! Aku masih mencintaimu laptop Malam ini aku menyeggamaimu Tapi tepat pada pukul 23.50 engkau malah berulah Kalera! ujarku Padahal, tahukah engkau? Aku ingin mengajakmu berfantasi malam ini Jemariku telah lama merindukan lembutnya keyboardmu Mataku sudah birahi ingin menatap layarmu Engkau malah ejakulasi sebelum dieksekusi Aku ingin mengajakmu berselancar dalam imaji Menyeruput kopi mos khas kampung kami yang tak akan pernah engkau temui di Indomaret manapun Aku ingin mengepulkan asap-asap yang keluar dari mulutku ke mulutmu Yang diterangi lampu jalan depan rumah kita Eitss, entah kepulan asap atau embun Aku juga sulit membedakan Sebab mulutku sudah ibarat molen pengaduk semen dan pasir Udara disini sangat dingin sayang Seperti dinginnya sikap dia Engkau tahu? Karena ulahmu tadi Kopi hitamku bersileak karena jatuh diatas palanta dari pariang itu Bergediak lantai jadinya Maka, saat kau telah siuman Aku tak tau, entah apa yang mengetuk hatimu Untuk mela...

PUISI; SUDAHI

Dari kereta kencana hingga lencana petaka Dari pegasus mulia hingga hanoman sengsara Melacak-dabrak sesukamu Menyusuri sisi buasmu Mengisi penuh gelas-gelas hasratmu Laksana keledai di gurun sahara Bias, dan penuh biang bahaya Merona-rona membahana Ternyata, wujudmu halusinasi semata Semua tertipu bayanganmu nan mulia itu  Wahai, ratu kumala berseri Sudahi dan ambillah intisari Yogyakarta, 13 Maret 2022