Langsung ke konten utama

PUISI; MELEPAS MU

Dan aku sudah mengetahui semua

Bahwa hari ini engkau memilih dia 

Dahulu, aku yang kau bangga-banggakan

Sekarang, kau lebih tidak mau melihat dia kesakitan

Dalam hubungan kita yang cukup panjang

Separoh perjalanannya, kau sisipi seseorang

Dan aku harus sadar, kau tidak lagi menginginkanku


Aku melepasmu, semoga kau temui apa yang kau cari

Aku akan selalu mengenangmu, mendambamu sebagai kekasih yang pernah paling aku cintai

Aku melepasmu, semoga kau bahagia dengan yang kau temui hari ini

Aku akan akhiri ini, tanpa ada benci, dendan, kesal, dan cemoohan


Aku hanya berdoa pada tuhan, aturlah perasaan ku ini.

Jika memang ini baik, pertemukan kami. Namun, jika tidak hilangkanlah.

Peluang doaku, masih ada. Hingga kau benar-benar sudah dimiliki orang lain dengan sebenar-benarnya kepemilikan.


Yogyakarta, 16 Februari 2022




Komentar

Postingan populer dari blog ini

PUISI; TIDAK ADA JUDUL

 Semuanya larut begitu saja Dalam tangki motormu yang kuisi dua liter  Sebagai ucapan terimakasih  Atas perjalanan singkat kita dimalam yang kaku Kau pergi begitu saja Tanpa pesan meninggalkan derus mesin Scoopy putih dalam dadaku Deru mesin yang memompa jantungku berdetak lebih kencang Sekencang hisapan rokok suryaku menjelang pagi di balkon rumah Rumah kawan pelarian ku malam itu 2025, awal tahun yang buruk untuk memperbaiki hubungan kita Entah bagaimana jadinya nanti aku tidak tau Menunggu atau aku yang akan menghampirimu  Makin lama matahari makin hangat Dan kubiarkan resah menguap di udara Semoga hangat sampai ke dadamu di pagi buta Jogja, 4 Januari 2025

OPINI; Kita dan Politik Praktis ( Kode Etik Warga Muhammadiyah Berpolitik )

 Kita dan Politik Praktis Bismillahirrahmanirrahim Saya awali tulisan ini dengan kalimat tersebut agar apa yang saya tuliskan tidak salah dan sesuai dengan apa yang ditetapkan. Dan juga, supaya tulisan ini dapat diterima oleh semua elemen persyarikatan. Yaitu, Muhammadiyah. Pada dekade awal Organisasi Islam Muhammadiyah, yaitu kisaran tahun 20-50 an, Muhammadiyah masih sibuk membenahi internal persyarikatan. Muhammadiyah konsen terhadap dunia pendidikan serta problematika sosial masyarakat umum pada saat itu. Memasuki era kemerdekaan Indonesia, tepatnya pada Tanwir Muhammadiyah di Ponorogo tahun 1968. Muhammadiyah menghadirkan dua putusan yang sangat bijaksana. Yaitu, MKCHM dan Khittah Ponorogo. Keputusan ini adalah amanat dari Muktamar Muhammadiyah ke-37 di Yogyakarta dengan tema "Tajdid Muhammadiyah" yang diselenggarakan pada tahun sebelumnya. Pertama, MKCHM adalah akronim dari Matan Keyakinan Cita-Cita Hidup Muhammadiyah, yang mana didalamnya termuat beberapa poin penting...