Langsung ke konten utama

PUISI; MELEPAS MU

Dan aku sudah mengetahui semua

Bahwa hari ini engkau memilih dia 

Dahulu, aku yang kau bangga-banggakan

Sekarang, kau lebih tidak mau melihat dia kesakitan

Dalam hubungan kita yang cukup panjang

Separoh perjalanannya, kau sisipi seseorang

Dan aku harus sadar, kau tidak lagi menginginkanku


Aku melepasmu, semoga kau temui apa yang kau cari

Aku akan selalu mengenangmu, mendambamu sebagai kekasih yang pernah paling aku cintai

Aku melepasmu, semoga kau bahagia dengan yang kau temui hari ini

Aku akan akhiri ini, tanpa ada benci, dendan, kesal, dan cemoohan


Aku hanya berdoa pada tuhan, aturlah perasaan ku ini.

Jika memang ini baik, pertemukan kami. Namun, jika tidak hilangkanlah.

Peluang doaku, masih ada. Hingga kau benar-benar sudah dimiliki orang lain dengan sebenar-benarnya kepemilikan.


Yogyakarta, 16 Februari 2022




Komentar

Postingan populer dari blog ini

PUISI; AKU MASIH MENCINTAIMU, LAPTOPP

AKU MASIH MENCINTAIMU, LAPTOPPP!!!! Aku masih mencintaimu laptop Malam ini aku menyeggamaimu Tapi tepat pada pukul 23.50 engkau malah berulah Kalera! ujarku Padahal, tahukah engkau? Aku ingin mengajakmu berfantasi malam ini Jemariku telah lama merindukan lembutnya keyboardmu Mataku sudah birahi ingin menatap layarmu Engkau malah ejakulasi sebelum dieksekusi Aku ingin mengajakmu berselancar dalam imaji Menyeruput kopi mos khas kampung kami yang tak akan pernah engkau temui di Indomaret manapun Aku ingin mengepulkan asap-asap yang keluar dari mulutku ke mulutmu Yang diterangi lampu jalan depan rumah kita Eitss, entah kepulan asap atau embun Aku juga sulit membedakan Sebab mulutku sudah ibarat molen pengaduk semen dan pasir Udara disini sangat dingin sayang Seperti dinginnya sikap dia Engkau tahu? Karena ulahmu tadi Kopi hitamku bersileak karena jatuh diatas palanta dari pariang itu Bergediak lantai jadinya Maka, saat kau telah siuman Aku tak tau, entah apa yang mengetuk hatimu Untuk mela...

PUISI; SUDAHI

Dari kereta kencana hingga lencana petaka Dari pegasus mulia hingga hanoman sengsara Melacak-dabrak sesukamu Menyusuri sisi buasmu Mengisi penuh gelas-gelas hasratmu Laksana keledai di gurun sahara Bias, dan penuh biang bahaya Merona-rona membahana Ternyata, wujudmu halusinasi semata Semua tertipu bayanganmu nan mulia itu  Wahai, ratu kumala berseri Sudahi dan ambillah intisari Yogyakarta, 13 Maret 2022