Langsung ke konten utama

PUISI; AJAIBNYA MASA LALU

Ada sebuah keajaiban dalam masa lalu

Ya, masa lalu yang mengendap dalam ingatan itu

Ada yang memilih untuk mencintai, pun juga ada yang memilih untuk membenci


Ada yang merayakan masa lalu sambil tersenyum mengingat kejadian yang pernah dilewati

Apakah untuk memperbaikinya, ataupun mewujudkan kembali dengan persiapan yang jeli


Dan tidak sedikit pula yang mengacungkan jari tengah membunuh kenangan yang telah terjadi

Apakah untuk membohongi isi hati ataupun berusaha melarikan diri dengan membunuh diri sendiri


Maka bersedihlah jika kau memilih untuk tidak mencintai masa lalu

Karena dengan itu, kau tidak akan pernah bisa benar-benar berdamai dengan masa lalu


Berbijaklah dengan tidak membenci masa lalu, apalagi masa lalu yang pernah engkau cintai


And, i just wanna fucking say, "don't deceive your fucking self".


Yogyakarta, 02 Februari 2022

Komentar

Postingan populer dari blog ini

PUISI; AKU BARU 23 TAHUN

Aku baru 23 tahun saat kota ini telah tumbuh di abad yang jauh Kota yang tumbuh dari cinta, menjadi pupuk paling purba di kesuburan hatinya  Serupa kota, aku ingin tumbuh bersamamu di atasnya Berbunga lalu berbuah Ranum dan merekah  Tak apa, jika gang - gang sempit membuat kita tersudut dari jahatnya manusia Sungai mataram akan membawa duka bersama airnya yang coklat  Kita tak pernah kalah, sebab kota selalu memeluk kita Dan pantai selatan selalu menyambut senyummu di pangkal hari  Sayang, tak perlu risau Menetaplah di kota ini Bersamaku dan hanya untukku Rindu akan selalu membawa kita datang dan pergi  Di kota ini, hidup adalah penantian jalan pulang Dan pulang adalah makna yang akan membawa kita kembali Mari, kita tumbuh serupa kota ini Jogja, 29 November 2024

PUISI; TIDAK ADA JUDUL

 Semuanya larut begitu saja Dalam tangki motormu yang kuisi dua liter  Sebagai ucapan terimakasih  Atas perjalanan singkat kita dimalam yang kaku Kau pergi begitu saja Tanpa pesan meninggalkan derus mesin Scoopy putih dalam dadaku Deru mesin yang memompa jantungku berdetak lebih kencang Sekencang hisapan rokok suryaku menjelang pagi di balkon rumah Rumah kawan pelarian ku malam itu 2025, awal tahun yang buruk untuk memperbaiki hubungan kita Entah bagaimana jadinya nanti aku tidak tau Menunggu atau aku yang akan menghampirimu  Makin lama matahari makin hangat Dan kubiarkan resah menguap di udara Semoga hangat sampai ke dadamu di pagi buta Jogja, 4 Januari 2025