Langsung ke konten utama

PUISI; AJAIBNYA MASA LALU

Ada sebuah keajaiban dalam masa lalu

Ya, masa lalu yang mengendap dalam ingatan itu

Ada yang memilih untuk mencintai, pun juga ada yang memilih untuk membenci


Ada yang merayakan masa lalu sambil tersenyum mengingat kejadian yang pernah dilewati

Apakah untuk memperbaikinya, ataupun mewujudkan kembali dengan persiapan yang jeli


Dan tidak sedikit pula yang mengacungkan jari tengah membunuh kenangan yang telah terjadi

Apakah untuk membohongi isi hati ataupun berusaha melarikan diri dengan membunuh diri sendiri


Maka bersedihlah jika kau memilih untuk tidak mencintai masa lalu

Karena dengan itu, kau tidak akan pernah bisa benar-benar berdamai dengan masa lalu


Berbijaklah dengan tidak membenci masa lalu, apalagi masa lalu yang pernah engkau cintai


And, i just wanna fucking say, "don't deceive your fucking self".


Yogyakarta, 02 Februari 2022

Komentar

Postingan populer dari blog ini

PUISI; AKU MASIH MENCINTAIMU, LAPTOPP

AKU MASIH MENCINTAIMU, LAPTOPPP!!!! Aku masih mencintaimu laptop Malam ini aku menyeggamaimu Tapi tepat pada pukul 23.50 engkau malah berulah Kalera! ujarku Padahal, tahukah engkau? Aku ingin mengajakmu berfantasi malam ini Jemariku telah lama merindukan lembutnya keyboardmu Mataku sudah birahi ingin menatap layarmu Engkau malah ejakulasi sebelum dieksekusi Aku ingin mengajakmu berselancar dalam imaji Menyeruput kopi mos khas kampung kami yang tak akan pernah engkau temui di Indomaret manapun Aku ingin mengepulkan asap-asap yang keluar dari mulutku ke mulutmu Yang diterangi lampu jalan depan rumah kita Eitss, entah kepulan asap atau embun Aku juga sulit membedakan Sebab mulutku sudah ibarat molen pengaduk semen dan pasir Udara disini sangat dingin sayang Seperti dinginnya sikap dia Engkau tahu? Karena ulahmu tadi Kopi hitamku bersileak karena jatuh diatas palanta dari pariang itu Bergediak lantai jadinya Maka, saat kau telah siuman Aku tak tau, entah apa yang mengetuk hatimu Untuk mela...

PUISI; SUDAHI

Dari kereta kencana hingga lencana petaka Dari pegasus mulia hingga hanoman sengsara Melacak-dabrak sesukamu Menyusuri sisi buasmu Mengisi penuh gelas-gelas hasratmu Laksana keledai di gurun sahara Bias, dan penuh biang bahaya Merona-rona membahana Ternyata, wujudmu halusinasi semata Semua tertipu bayanganmu nan mulia itu  Wahai, ratu kumala berseri Sudahi dan ambillah intisari Yogyakarta, 13 Maret 2022