Langsung ke konten utama

CERPEN; SECUKUPNYA

Sore tadi dijalanan motor saya lalai dan akhirnya menabrak lubang. Dengan pikiran yang melayang-layang dan kepala planga-plongo saya melihat sepasang kekasih disisi jalanan yang sedang bermesraan. Seperti yang lagi viral di tik-tok, si cewek seolah gak mau jalan, karena belum dipasangin helm sama ayang. Uuuuwww betapa tidak tenggang rasanya pasangan itu dengan apa yang saya rasakan.

Ya, tapi memang begitulah kehidupan masa sekarang. Tidak ada satupun orang yang sepenuhnya merasakan apa yang sedang kita rasakan. Dan itu bukanlah salah mereka. Kita aja yang terlalu ambil hati dan tidak bisa mengontrol diri.

Semua kebahagiaan, kesedihan, kekesalan, kemarahan, dan apa yang kita rasakan adalah milik pribadi. Maka tidak pantas untuk menyalahkan orang lain. Apalagi mengambing hitamkan keadaan.

Sekali lagi, tugas kita hanyalah mengontrol diri dengan apa yang sedang dirasakan. Ibarat lirik lagu nostress, "jika senang jangan terlalu, jika sedih jangan terlalu."

Yogyakarta, 5 Februari 2022

Komentar

Postingan populer dari blog ini

PUISI; TIDAK ADA JUDUL

 Semuanya larut begitu saja Dalam tangki motormu yang kuisi dua liter  Sebagai ucapan terimakasih  Atas perjalanan singkat kita dimalam yang kaku Kau pergi begitu saja Tanpa pesan meninggalkan derus mesin Scoopy putih dalam dadaku Deru mesin yang memompa jantungku berdetak lebih kencang Sekencang hisapan rokok suryaku menjelang pagi di balkon rumah Rumah kawan pelarian ku malam itu 2025, awal tahun yang buruk untuk memperbaiki hubungan kita Entah bagaimana jadinya nanti aku tidak tau Menunggu atau aku yang akan menghampirimu  Makin lama matahari makin hangat Dan kubiarkan resah menguap di udara Semoga hangat sampai ke dadamu di pagi buta Jogja, 4 Januari 2025

OPINI; Kita dan Politik Praktis ( Kode Etik Warga Muhammadiyah Berpolitik )

 Kita dan Politik Praktis Bismillahirrahmanirrahim Saya awali tulisan ini dengan kalimat tersebut agar apa yang saya tuliskan tidak salah dan sesuai dengan apa yang ditetapkan. Dan juga, supaya tulisan ini dapat diterima oleh semua elemen persyarikatan. Yaitu, Muhammadiyah. Pada dekade awal Organisasi Islam Muhammadiyah, yaitu kisaran tahun 20-50 an, Muhammadiyah masih sibuk membenahi internal persyarikatan. Muhammadiyah konsen terhadap dunia pendidikan serta problematika sosial masyarakat umum pada saat itu. Memasuki era kemerdekaan Indonesia, tepatnya pada Tanwir Muhammadiyah di Ponorogo tahun 1968. Muhammadiyah menghadirkan dua putusan yang sangat bijaksana. Yaitu, MKCHM dan Khittah Ponorogo. Keputusan ini adalah amanat dari Muktamar Muhammadiyah ke-37 di Yogyakarta dengan tema "Tajdid Muhammadiyah" yang diselenggarakan pada tahun sebelumnya. Pertama, MKCHM adalah akronim dari Matan Keyakinan Cita-Cita Hidup Muhammadiyah, yang mana didalamnya termuat beberapa poin penting...