Langsung ke konten utama

CERPEN; SECUKUPNYA

Sore tadi dijalanan motor saya lalai dan akhirnya menabrak lubang. Dengan pikiran yang melayang-layang dan kepala planga-plongo saya melihat sepasang kekasih disisi jalanan yang sedang bermesraan. Seperti yang lagi viral di tik-tok, si cewek seolah gak mau jalan, karena belum dipasangin helm sama ayang. Uuuuwww betapa tidak tenggang rasanya pasangan itu dengan apa yang saya rasakan.

Ya, tapi memang begitulah kehidupan masa sekarang. Tidak ada satupun orang yang sepenuhnya merasakan apa yang sedang kita rasakan. Dan itu bukanlah salah mereka. Kita aja yang terlalu ambil hati dan tidak bisa mengontrol diri.

Semua kebahagiaan, kesedihan, kekesalan, kemarahan, dan apa yang kita rasakan adalah milik pribadi. Maka tidak pantas untuk menyalahkan orang lain. Apalagi mengambing hitamkan keadaan.

Sekali lagi, tugas kita hanyalah mengontrol diri dengan apa yang sedang dirasakan. Ibarat lirik lagu nostress, "jika senang jangan terlalu, jika sedih jangan terlalu."

Yogyakarta, 5 Februari 2022

Komentar

Postingan populer dari blog ini

PUISI; AKU MASIH MENCINTAIMU, LAPTOPP

AKU MASIH MENCINTAIMU, LAPTOPPP!!!! Aku masih mencintaimu laptop Malam ini aku menyeggamaimu Tapi tepat pada pukul 23.50 engkau malah berulah Kalera! ujarku Padahal, tahukah engkau? Aku ingin mengajakmu berfantasi malam ini Jemariku telah lama merindukan lembutnya keyboardmu Mataku sudah birahi ingin menatap layarmu Engkau malah ejakulasi sebelum dieksekusi Aku ingin mengajakmu berselancar dalam imaji Menyeruput kopi mos khas kampung kami yang tak akan pernah engkau temui di Indomaret manapun Aku ingin mengepulkan asap-asap yang keluar dari mulutku ke mulutmu Yang diterangi lampu jalan depan rumah kita Eitss, entah kepulan asap atau embun Aku juga sulit membedakan Sebab mulutku sudah ibarat molen pengaduk semen dan pasir Udara disini sangat dingin sayang Seperti dinginnya sikap dia Engkau tahu? Karena ulahmu tadi Kopi hitamku bersileak karena jatuh diatas palanta dari pariang itu Bergediak lantai jadinya Maka, saat kau telah siuman Aku tak tau, entah apa yang mengetuk hatimu Untuk mela...

PUISI; SUDAHI

Dari kereta kencana hingga lencana petaka Dari pegasus mulia hingga hanoman sengsara Melacak-dabrak sesukamu Menyusuri sisi buasmu Mengisi penuh gelas-gelas hasratmu Laksana keledai di gurun sahara Bias, dan penuh biang bahaya Merona-rona membahana Ternyata, wujudmu halusinasi semata Semua tertipu bayanganmu nan mulia itu  Wahai, ratu kumala berseri Sudahi dan ambillah intisari Yogyakarta, 13 Maret 2022