Langsung ke konten utama

CERPEN; NABI ATHENA

Ada fenomena menarik yang membuat sosok Socrates menjadi dikenal dan inspiratif. Adalah kaum Sofis yang retoris lagi pragmatis pada saat itu yang merasa jengkel dengan keberadaan Socrates.

Kepiawaian kaum Sofis dalam berbicara namun tidak esensial dan juga terbilang cukup tidak emansipatoris atau berbicara hanya dengan pertimbangan feedback pribadi tanpa melihat nilai etis dari apa yang dibicarakan dipukul telak oleh kebijaksanaan Socrates melalui bertanya.

Ada yang membuat Socrates berbeda dengan para penanya lainnya. Socrates bertanya dengan ketidaktahuannya dan juga sikap rendah hati yang mulia. Sehingga, pertanyaan-pertanyaan yang dilontarkan dari mulutnya substansial dan juga pure karena rasa ingin tau.

Sikap Socrates yang sangat bertolak belakang dengan kaum Sofis inilah yang pada akhirnya membuat kaum Sofis merasa terhina dan memang hina itu menjerumuskan Socrates pada kematiannya yang terpuji.

Maka, ditengah bobroknya zaman modernitas ini dan begitu mudahnya akses informasi yang di akomodir oleh perkembangan teknologi sudah sepantasnya kita memiliki watak Socrates dan menjauhi watak Kaum Sofis.

Permisalan sederhana, kita tidak perlu menjadi orang yang sok tau dengan terus-menerus berbicara perihal suatu yang masih rapuh dalam fikiran kita sendiri. Atau kemudian, melakukan uji coba melalui pertanyaan dan sikap pongah guna untuk mengkerdilkan orang lain.

Tetaplah menjadi manusia yang bermartabat dan rendah hati. Jangan bicarakan keteladan dari padi, jika belum mampu untuk mengimplementasi.

Yogyakarta, 9 Februari 2022

Komentar

Postingan populer dari blog ini

PUISI; AKU MASIH MENCINTAIMU, LAPTOPP

AKU MASIH MENCINTAIMU, LAPTOPPP!!!! Aku masih mencintaimu laptop Malam ini aku menyeggamaimu Tapi tepat pada pukul 23.50 engkau malah berulah Kalera! ujarku Padahal, tahukah engkau? Aku ingin mengajakmu berfantasi malam ini Jemariku telah lama merindukan lembutnya keyboardmu Mataku sudah birahi ingin menatap layarmu Engkau malah ejakulasi sebelum dieksekusi Aku ingin mengajakmu berselancar dalam imaji Menyeruput kopi mos khas kampung kami yang tak akan pernah engkau temui di Indomaret manapun Aku ingin mengepulkan asap-asap yang keluar dari mulutku ke mulutmu Yang diterangi lampu jalan depan rumah kita Eitss, entah kepulan asap atau embun Aku juga sulit membedakan Sebab mulutku sudah ibarat molen pengaduk semen dan pasir Udara disini sangat dingin sayang Seperti dinginnya sikap dia Engkau tahu? Karena ulahmu tadi Kopi hitamku bersileak karena jatuh diatas palanta dari pariang itu Bergediak lantai jadinya Maka, saat kau telah siuman Aku tak tau, entah apa yang mengetuk hatimu Untuk mela...

PUISI; SUDAHI

Dari kereta kencana hingga lencana petaka Dari pegasus mulia hingga hanoman sengsara Melacak-dabrak sesukamu Menyusuri sisi buasmu Mengisi penuh gelas-gelas hasratmu Laksana keledai di gurun sahara Bias, dan penuh biang bahaya Merona-rona membahana Ternyata, wujudmu halusinasi semata Semua tertipu bayanganmu nan mulia itu  Wahai, ratu kumala berseri Sudahi dan ambillah intisari Yogyakarta, 13 Maret 2022