Ada fenomena menarik yang membuat sosok Socrates menjadi dikenal dan inspiratif. Adalah kaum Sofis yang retoris lagi pragmatis pada saat itu yang merasa jengkel dengan keberadaan Socrates.
Kepiawaian kaum Sofis dalam berbicara namun tidak esensial dan juga terbilang cukup tidak emansipatoris atau berbicara hanya dengan pertimbangan feedback pribadi tanpa melihat nilai etis dari apa yang dibicarakan dipukul telak oleh kebijaksanaan Socrates melalui bertanya.
Ada yang membuat Socrates berbeda dengan para penanya lainnya. Socrates bertanya dengan ketidaktahuannya dan juga sikap rendah hati yang mulia. Sehingga, pertanyaan-pertanyaan yang dilontarkan dari mulutnya substansial dan juga pure karena rasa ingin tau.
Sikap Socrates yang sangat bertolak belakang dengan kaum Sofis inilah yang pada akhirnya membuat kaum Sofis merasa terhina dan memang hina itu menjerumuskan Socrates pada kematiannya yang terpuji.
Maka, ditengah bobroknya zaman modernitas ini dan begitu mudahnya akses informasi yang di akomodir oleh perkembangan teknologi sudah sepantasnya kita memiliki watak Socrates dan menjauhi watak Kaum Sofis.
Permisalan sederhana, kita tidak perlu menjadi orang yang sok tau dengan terus-menerus berbicara perihal suatu yang masih rapuh dalam fikiran kita sendiri. Atau kemudian, melakukan uji coba melalui pertanyaan dan sikap pongah guna untuk mengkerdilkan orang lain.
Tetaplah menjadi manusia yang bermartabat dan rendah hati. Jangan bicarakan keteladan dari padi, jika belum mampu untuk mengimplementasi.
Yogyakarta, 9 Februari 2022
Komentar
Posting Komentar