Langsung ke konten utama

PUISI; TERNYATA

Ternyata aku tidak jadi mati

Ternyata aku hanya mati suri


Pertemuan dan perpisahan yang indah untuk dilupakan

Kedatangan dan kepergian yang sedih untuk dikenangkan

Harapan dan impian yang sukar untuk diwujudkan

Ketakutan dan kekhawatiran yang bias untuk dimusnahkan


Lalu membuat diri sedih belakangan

Ternyata hanya fase untuk membuka perpindahan halaman kehidupan

Ya, kesedihan itu hadir karena baru saja menyelesaikan halaman yang penuh kesan


Ternyata buku itu belum sampai pada kesimpulan

Kesimpulan yang merangkum semua isi halaman

Menjadi sebuah kenyataan yang selalu di do'akan


Karena setelah sampai pada kesimpulan di halaman paling belakang

Barulah Tuhan panggil kita untuk pulang

Mati yang sebenarnya-benarnya mati


Gunung Sumbing, 30 Januari 2022

Komentar

Postingan populer dari blog ini

PUISI; TIDAK ADA JUDUL

 Semuanya larut begitu saja Dalam tangki motormu yang kuisi dua liter  Sebagai ucapan terimakasih  Atas perjalanan singkat kita dimalam yang kaku Kau pergi begitu saja Tanpa pesan meninggalkan derus mesin Scoopy putih dalam dadaku Deru mesin yang memompa jantungku berdetak lebih kencang Sekencang hisapan rokok suryaku menjelang pagi di balkon rumah Rumah kawan pelarian ku malam itu 2025, awal tahun yang buruk untuk memperbaiki hubungan kita Entah bagaimana jadinya nanti aku tidak tau Menunggu atau aku yang akan menghampirimu  Makin lama matahari makin hangat Dan kubiarkan resah menguap di udara Semoga hangat sampai ke dadamu di pagi buta Jogja, 4 Januari 2025

OPINI; Kita dan Politik Praktis ( Kode Etik Warga Muhammadiyah Berpolitik )

 Kita dan Politik Praktis Bismillahirrahmanirrahim Saya awali tulisan ini dengan kalimat tersebut agar apa yang saya tuliskan tidak salah dan sesuai dengan apa yang ditetapkan. Dan juga, supaya tulisan ini dapat diterima oleh semua elemen persyarikatan. Yaitu, Muhammadiyah. Pada dekade awal Organisasi Islam Muhammadiyah, yaitu kisaran tahun 20-50 an, Muhammadiyah masih sibuk membenahi internal persyarikatan. Muhammadiyah konsen terhadap dunia pendidikan serta problematika sosial masyarakat umum pada saat itu. Memasuki era kemerdekaan Indonesia, tepatnya pada Tanwir Muhammadiyah di Ponorogo tahun 1968. Muhammadiyah menghadirkan dua putusan yang sangat bijaksana. Yaitu, MKCHM dan Khittah Ponorogo. Keputusan ini adalah amanat dari Muktamar Muhammadiyah ke-37 di Yogyakarta dengan tema "Tajdid Muhammadiyah" yang diselenggarakan pada tahun sebelumnya. Pertama, MKCHM adalah akronim dari Matan Keyakinan Cita-Cita Hidup Muhammadiyah, yang mana didalamnya termuat beberapa poin penting...