Langsung ke konten utama

PUISI; PENYAIR TIDAK BERTANGGUNGJAWAB!!!

"Ia membungkus pisau dengan namaMu. Ia melukai Kau dengan melukaiku".( Joko Pinurbo,2016)

...............................................................................................................................................................

Sesekali kita boleh mengatakan bahwa penyair tidak bertanggung jawab dengan apa yang ditulisnya.

Mereka kerap meninggalkan segumul huruf tanpa kejelasan.

Membiarkan pembaca obrak-obrik otaknya, mencari kesimpulan tafsirnya sendiri-sendiri.


Tapi, ketidak bertanggungjawaban itu bukan hal yang buruk

Dia adalah seni dan menjadi keindahan sastra itu sendiri


Malam ini, saya dan kawan menjadi 2 imam mazhab yang berselisih pandang menafsirkan ayat sastra Joko Pinurbo


Kawan saya sebut, "ini tu menceritakan orang yang salah kaprah memaknai jihad fi sabillah, mengangkat pedang atas nama tuhan dengan menodong manusia, tapi sebenarnya menghunuskannya pada sang pencipta".


Pun begitu diriku, "menafsirkannya dengan 3 anak muda dalam pusaran cinta, si A cinta si B, si B cinta si C, hingga si A membunuh si C atasnama si B. yang sebenarnya si A hanya membunuh si B, bukan benar-benar mencintainya".


Buku Latihan Tidur | Joko Pinurbo

Basa Basi, 2022 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

PUISI; AKU BARU 23 TAHUN

Aku baru 23 tahun saat kota ini telah tumbuh di abad yang jauh Kota yang tumbuh dari cinta, menjadi pupuk paling purba di kesuburan hatinya  Serupa kota, aku ingin tumbuh bersamamu di atasnya Berbunga lalu berbuah Ranum dan merekah  Tak apa, jika gang - gang sempit membuat kita tersudut dari jahatnya manusia Sungai mataram akan membawa duka bersama airnya yang coklat  Kita tak pernah kalah, sebab kota selalu memeluk kita Dan pantai selatan selalu menyambut senyummu di pangkal hari  Sayang, tak perlu risau Menetaplah di kota ini Bersamaku dan hanya untukku Rindu akan selalu membawa kita datang dan pergi  Di kota ini, hidup adalah penantian jalan pulang Dan pulang adalah makna yang akan membawa kita kembali Mari, kita tumbuh serupa kota ini Jogja, 29 November 2024

PUISI; AKU MASIH MENCINTAIMU, LAPTOPP

AKU MASIH MENCINTAIMU, LAPTOPPP!!!! Aku masih mencintaimu laptop Malam ini aku menyeggamaimu Tapi tepat pada pukul 23.50 engkau malah berulah Kalera! ujarku Padahal, tahukah engkau? Aku ingin mengajakmu berfantasi malam ini Jemariku telah lama merindukan lembutnya keyboardmu Mataku sudah birahi ingin menatap layarmu Engkau malah ejakulasi sebelum dieksekusi Aku ingin mengajakmu berselancar dalam imaji Menyeruput kopi mos khas kampung kami yang tak akan pernah engkau temui di Indomaret manapun Aku ingin mengepulkan asap-asap yang keluar dari mulutku ke mulutmu Yang diterangi lampu jalan depan rumah kita Eitss, entah kepulan asap atau embun Aku juga sulit membedakan Sebab mulutku sudah ibarat molen pengaduk semen dan pasir Udara disini sangat dingin sayang Seperti dinginnya sikap dia Engkau tahu? Karena ulahmu tadi Kopi hitamku bersileak karena jatuh diatas palanta dari pariang itu Bergediak lantai jadinya Maka, saat kau telah siuman Aku tak tau, entah apa yang mengetuk hatimu Untuk mela...