Langsung ke konten utama

PUISI; PADA HARI KE 6

Hari ini adalah hari ke enam saat kau putuskan hubungan kita

Artinya sudah hampir seminggu berlalu

Dan aku masih saja dihantui hal-hal buruk itu


Online wa mu yang tidak chattingan bersamaku

Tentang dia, apakah kamu masih komunikasi dengan baik?

Kakau iya, sangat tidak adil rasanya jika kamu perlakukan aku seperti ini


Sedikit alay, tapi itulah yang aku rasakan

Kemarin, kamu kirimkan lagu dari Tulus bertajuk 'ruang sendiri.'

Sedikit lega aku rasakan maksud dan tujuanmu


Aku tidak tau lagi mau berkata apa

Aku tidak tau lagi mau bisa apa

Hari ini, aku masih menyimpan harap padamu

Hari ini, aku masih menunggu rindumu padaku


Aku ingin, suatu hari nanti kita baik baik saja

Tidak seperti ini, yang mencekam lubuk hati ku

Aku selalu mencoba memahamimu, meskipun itu menyakitkan


Aku benar-benar telah menjadi budak cinta

Namun, tak apa. Cinta bukanlah hal konyol yang mesti disingkirkan dari hidup kita

Aku masih mencintaimu, dan selalu menunggumu


Tapi, tidak tau jika ternyata penantianku adalah hari-hari yang patah

Mungkin aku akan benar-benar kecewa

Dan akan belajar melupakanmu seutuhnya

Meskipun nanti, engkau mengisi ruang sendirimu dengan dia

Tak apa, asalkan kamu bahagia

Namun, kupastikan kamu tak akan sebahagia kita

Aku benar-benar tidak yakin untuk menuliskan paragraf terakhir ini

Karena ini bukan dari hati paling dalam ku


Sekali lagi, aku masih berharap padamu hari ini

Dan sangat tidak ingin, paragraf kedua terakhir benar-benar terjadi


Jogja, 26 Januari 2022

Komentar

Postingan populer dari blog ini

PUISI; TIDAK ADA JUDUL

 Semuanya larut begitu saja Dalam tangki motormu yang kuisi dua liter  Sebagai ucapan terimakasih  Atas perjalanan singkat kita dimalam yang kaku Kau pergi begitu saja Tanpa pesan meninggalkan derus mesin Scoopy putih dalam dadaku Deru mesin yang memompa jantungku berdetak lebih kencang Sekencang hisapan rokok suryaku menjelang pagi di balkon rumah Rumah kawan pelarian ku malam itu 2025, awal tahun yang buruk untuk memperbaiki hubungan kita Entah bagaimana jadinya nanti aku tidak tau Menunggu atau aku yang akan menghampirimu  Makin lama matahari makin hangat Dan kubiarkan resah menguap di udara Semoga hangat sampai ke dadamu di pagi buta Jogja, 4 Januari 2025

OPINI; Kita dan Politik Praktis ( Kode Etik Warga Muhammadiyah Berpolitik )

 Kita dan Politik Praktis Bismillahirrahmanirrahim Saya awali tulisan ini dengan kalimat tersebut agar apa yang saya tuliskan tidak salah dan sesuai dengan apa yang ditetapkan. Dan juga, supaya tulisan ini dapat diterima oleh semua elemen persyarikatan. Yaitu, Muhammadiyah. Pada dekade awal Organisasi Islam Muhammadiyah, yaitu kisaran tahun 20-50 an, Muhammadiyah masih sibuk membenahi internal persyarikatan. Muhammadiyah konsen terhadap dunia pendidikan serta problematika sosial masyarakat umum pada saat itu. Memasuki era kemerdekaan Indonesia, tepatnya pada Tanwir Muhammadiyah di Ponorogo tahun 1968. Muhammadiyah menghadirkan dua putusan yang sangat bijaksana. Yaitu, MKCHM dan Khittah Ponorogo. Keputusan ini adalah amanat dari Muktamar Muhammadiyah ke-37 di Yogyakarta dengan tema "Tajdid Muhammadiyah" yang diselenggarakan pada tahun sebelumnya. Pertama, MKCHM adalah akronim dari Matan Keyakinan Cita-Cita Hidup Muhammadiyah, yang mana didalamnya termuat beberapa poin penting...