Langsung ke konten utama

OPINI; KITA DAN MASA KINI

Pada masa kini, yang kemudian sering kita sebut dengan zaman modern

Zaman yang penuh dengan halusinani kemajuan, tekhnologi mutakhir, pembangunan membabi buta, internet yang tidak kenal jarak, transportasi semakin cepat, dan masih banyak lainnya

Ternyata telah membawa kita pada suatu realitas yang semu


Realitas yang semu itu berpadu dengan kesadaran palsu manusia modern

Kesadaran palsu yang akhirnya membuat manusia enyah untuk berfikir dalam tentang apa yang akan dikerjakannya

Ada yang kerjaannya menindas, merampas, menghakimi, bahkan merawat spirit doll


Ya, begitulah realitas semu masyarakat modern, beberapa ahli ada yang menyebutnya masyarakat pasca-industrialis, masyarakat negara (civic society), dan masyarakat heterogen

Realitas semu yang dibalut dengan kesadaran palsu seolah menyuruh kita bertanya

Apakah masyarakat modern sudah benar-benar rasional dengan segala tindakannya?


-Basa Basi, 14 Januari 2022 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

PUISI; AKU BARU 23 TAHUN

Aku baru 23 tahun saat kota ini telah tumbuh di abad yang jauh Kota yang tumbuh dari cinta, menjadi pupuk paling purba di kesuburan hatinya  Serupa kota, aku ingin tumbuh bersamamu di atasnya Berbunga lalu berbuah Ranum dan merekah  Tak apa, jika gang - gang sempit membuat kita tersudut dari jahatnya manusia Sungai mataram akan membawa duka bersama airnya yang coklat  Kita tak pernah kalah, sebab kota selalu memeluk kita Dan pantai selatan selalu menyambut senyummu di pangkal hari  Sayang, tak perlu risau Menetaplah di kota ini Bersamaku dan hanya untukku Rindu akan selalu membawa kita datang dan pergi  Di kota ini, hidup adalah penantian jalan pulang Dan pulang adalah makna yang akan membawa kita kembali Mari, kita tumbuh serupa kota ini Jogja, 29 November 2024

PUISI; TIDAK ADA JUDUL

 Semuanya larut begitu saja Dalam tangki motormu yang kuisi dua liter  Sebagai ucapan terimakasih  Atas perjalanan singkat kita dimalam yang kaku Kau pergi begitu saja Tanpa pesan meninggalkan derus mesin Scoopy putih dalam dadaku Deru mesin yang memompa jantungku berdetak lebih kencang Sekencang hisapan rokok suryaku menjelang pagi di balkon rumah Rumah kawan pelarian ku malam itu 2025, awal tahun yang buruk untuk memperbaiki hubungan kita Entah bagaimana jadinya nanti aku tidak tau Menunggu atau aku yang akan menghampirimu  Makin lama matahari makin hangat Dan kubiarkan resah menguap di udara Semoga hangat sampai ke dadamu di pagi buta Jogja, 4 Januari 2025