Langsung ke konten utama

CERPEN; MIMPI 2

Catatan, BANDUNG, AGUSTUS 2021- Jadi gini aku mau cerita. Baca sampai habis yaa😅

Bandung, aku akan menceritakan tentang diriku dan dia. Tapi, tidak akan menafsirkannya seperti cerita milea untuk dilan yang dipertemukan di Buah Batu. Cerita ini jauh sebelum kisah mereka dihamburkan kedalam benak kita.

Sewaktu kecil, aku ingin menghampirinya. Entah kenapa, akupun sampai hari ini masih bertanya-tanya. Entah karena dulu disamping rumahku, ada rumah tua yang sering kami sebut "Rumah Kakek Bandung ?" Atau mungkin karena waktu di sekolah dasar aku suka nyanyiin lagu "Halo-Halo Bandung ?", Ataupun mungkin, karena aku pernah baca dan nonton kisahnya Dilan & Milea ?😂.

Tapi, semua itu melebur menjadi rasa ingin dalam dada. Seperti inginnya aku pergi ke Yogyakarta sebagai salah satu Ibu Kota Indonesia pada masanya.

Semua rasa ingin itu, mulai tampak terang pada tahun lalu. Alhamdulillah aku diterima di Universitas yang ada di dua Kota yang aku ingin jumpai sewaktu kecil dulu, meskipun bukan niat seperti realita ngapain aku hari ini disana dan disitu.

Jadi, sebenarnya yang ingin aku sampaikan adalah bahwa mimpi dan rasa ingin itu mesti ada dalam diri kita. Ya, sekedar ingin saja tak masalah sih. Coba bayangin, kalau ga ada rasa ingin atau 'hasrat' dalam diri ini, gimana coba? Mau ngapain kita ?

Ya gak sih? Jadi, dari contoh kecil ini juga sih, aku semakin yakin. Bahwa kita jangan pernah takut bermimpi, jangan pernah takut untuk ingin, jangan pernah takut untuk bercinta-cita.

Terlepas apakah nanti bakal nyata atau enggak, yang penting kita sudah pernah punya asa.

Asli, enak banget ketika kita bisa dapatkan apa yang kita inginkan tuh, meskipun terkadang gak sesuai ekspektasi, setidaknya kita bisa juga belajar untuk bersyukur dan lain sebagainya.

Oke, sekian. Semangat Bermimpi😁

Komentar

Postingan populer dari blog ini

PUISI; TIDAK ADA JUDUL

 Semuanya larut begitu saja Dalam tangki motormu yang kuisi dua liter  Sebagai ucapan terimakasih  Atas perjalanan singkat kita dimalam yang kaku Kau pergi begitu saja Tanpa pesan meninggalkan derus mesin Scoopy putih dalam dadaku Deru mesin yang memompa jantungku berdetak lebih kencang Sekencang hisapan rokok suryaku menjelang pagi di balkon rumah Rumah kawan pelarian ku malam itu 2025, awal tahun yang buruk untuk memperbaiki hubungan kita Entah bagaimana jadinya nanti aku tidak tau Menunggu atau aku yang akan menghampirimu  Makin lama matahari makin hangat Dan kubiarkan resah menguap di udara Semoga hangat sampai ke dadamu di pagi buta Jogja, 4 Januari 2025

OPINI; Kita dan Politik Praktis ( Kode Etik Warga Muhammadiyah Berpolitik )

 Kita dan Politik Praktis Bismillahirrahmanirrahim Saya awali tulisan ini dengan kalimat tersebut agar apa yang saya tuliskan tidak salah dan sesuai dengan apa yang ditetapkan. Dan juga, supaya tulisan ini dapat diterima oleh semua elemen persyarikatan. Yaitu, Muhammadiyah. Pada dekade awal Organisasi Islam Muhammadiyah, yaitu kisaran tahun 20-50 an, Muhammadiyah masih sibuk membenahi internal persyarikatan. Muhammadiyah konsen terhadap dunia pendidikan serta problematika sosial masyarakat umum pada saat itu. Memasuki era kemerdekaan Indonesia, tepatnya pada Tanwir Muhammadiyah di Ponorogo tahun 1968. Muhammadiyah menghadirkan dua putusan yang sangat bijaksana. Yaitu, MKCHM dan Khittah Ponorogo. Keputusan ini adalah amanat dari Muktamar Muhammadiyah ke-37 di Yogyakarta dengan tema "Tajdid Muhammadiyah" yang diselenggarakan pada tahun sebelumnya. Pertama, MKCHM adalah akronim dari Matan Keyakinan Cita-Cita Hidup Muhammadiyah, yang mana didalamnya termuat beberapa poin penting...