Langsung ke konten utama

CERPEN; GUYONAN SENDU SEPASANG BERINGIN

Rabu kemarin, kami ingin berdiskusi tentang Mazhab Frankfurt (Lembaga Riset Sosial dan Filsafat) di Alun-Alun Kidul (ALKID). Sependek pengetahuan saya, Mazhab ini hadir untuk membedah rasionalitas masyarakat modern yang katanya sudah maju pada saat itu. Masyarakat yang tidak lagi meyakini hal-hal mistik dan legenda-legenda yang terjadi di alam semesta.


Singkat cerita, sembari menunggu kerabat. Kami duduk dan berbincang sembari melihat iconic-nya alun-alun kidul itu dengan tingkah manusia disekitarnya, yaitu beringin kembar.


Konon katanya, barang siapa yang bisa lewat diantara sepasang beringin itu dengan menutup mata akan terkabul pintanya. Lantas, saya yang sedang sendu sore itu melontarkan pertanyaan pada seorang teman, "kira-kira kalau aku coba melewati beringin itu, akankah tuhan jadikan dia jodohku ya?". Tanpa pikir panjang teman tadi berguyon, "kalo kamu mau nyoba itu, ga usah aja kita diskusi Mazhab Frankfurt ini :)."

Dan ternyata, cinta mampu membunuh rasionalitas manusia.

Yogyakarta, 26 Januari 2022

Rabu, 17.57 WIB

Komentar

Postingan populer dari blog ini

PUISI; TIDAK ADA JUDUL

 Semuanya larut begitu saja Dalam tangki motormu yang kuisi dua liter  Sebagai ucapan terimakasih  Atas perjalanan singkat kita dimalam yang kaku Kau pergi begitu saja Tanpa pesan meninggalkan derus mesin Scoopy putih dalam dadaku Deru mesin yang memompa jantungku berdetak lebih kencang Sekencang hisapan rokok suryaku menjelang pagi di balkon rumah Rumah kawan pelarian ku malam itu 2025, awal tahun yang buruk untuk memperbaiki hubungan kita Entah bagaimana jadinya nanti aku tidak tau Menunggu atau aku yang akan menghampirimu  Makin lama matahari makin hangat Dan kubiarkan resah menguap di udara Semoga hangat sampai ke dadamu di pagi buta Jogja, 4 Januari 2025

OPINI; Kita dan Politik Praktis ( Kode Etik Warga Muhammadiyah Berpolitik )

 Kita dan Politik Praktis Bismillahirrahmanirrahim Saya awali tulisan ini dengan kalimat tersebut agar apa yang saya tuliskan tidak salah dan sesuai dengan apa yang ditetapkan. Dan juga, supaya tulisan ini dapat diterima oleh semua elemen persyarikatan. Yaitu, Muhammadiyah. Pada dekade awal Organisasi Islam Muhammadiyah, yaitu kisaran tahun 20-50 an, Muhammadiyah masih sibuk membenahi internal persyarikatan. Muhammadiyah konsen terhadap dunia pendidikan serta problematika sosial masyarakat umum pada saat itu. Memasuki era kemerdekaan Indonesia, tepatnya pada Tanwir Muhammadiyah di Ponorogo tahun 1968. Muhammadiyah menghadirkan dua putusan yang sangat bijaksana. Yaitu, MKCHM dan Khittah Ponorogo. Keputusan ini adalah amanat dari Muktamar Muhammadiyah ke-37 di Yogyakarta dengan tema "Tajdid Muhammadiyah" yang diselenggarakan pada tahun sebelumnya. Pertama, MKCHM adalah akronim dari Matan Keyakinan Cita-Cita Hidup Muhammadiyah, yang mana didalamnya termuat beberapa poin penting...