Langsung ke konten utama

CERPEN; CINTA DAN BENCI

Adalah empedokles (kira-kira 490-430 SM), seorang filsuf alam dari Sicilia yang mensintesiskan pendapat para filsuf sebelumnya tentang unsur utama dari pembentukan alam semesta.


Ia menyebutkan bahwa alam semesta terbentuk dari empat unsur dasar; air, udara, api, dan tanah yang bersatu dan berpisah karena cinta dan benci.


Ketika cinta yang menaungi mereka berempat itu. Maka semuanya menyatu, membentuk fenomena-fenomena dan struktur alam yang baru.


Dan ketika benci yang menguasainya, maka semuanya berpisah-pisah membentuk fenomena-fenomena dan struktur alam yang baru pula.


Empat unsur tadi yang berkontraksi dengan cinta dan benci itulah akhirnya membentuk gunung, sugai, hutan, laut, danau, dan lain sebagainya.


Dari sependek pengatahuan itu, dapatlah kita ambil sebuah ibrah. Manakah yang akan membentuk diri kita ini? Cinta atau benci?


Apakah tercela jika kita mencintai sesuatu ? Atau, terpujikah jika kita membenci sesuatu? Bukankah hidup ini terlalu singkat untuk tidak mencintai?


Gunung Sumbing, 31 Januari 2022

Komentar

Postingan populer dari blog ini

PUISI; TIDAK ADA JUDUL

 Semuanya larut begitu saja Dalam tangki motormu yang kuisi dua liter  Sebagai ucapan terimakasih  Atas perjalanan singkat kita dimalam yang kaku Kau pergi begitu saja Tanpa pesan meninggalkan derus mesin Scoopy putih dalam dadaku Deru mesin yang memompa jantungku berdetak lebih kencang Sekencang hisapan rokok suryaku menjelang pagi di balkon rumah Rumah kawan pelarian ku malam itu 2025, awal tahun yang buruk untuk memperbaiki hubungan kita Entah bagaimana jadinya nanti aku tidak tau Menunggu atau aku yang akan menghampirimu  Makin lama matahari makin hangat Dan kubiarkan resah menguap di udara Semoga hangat sampai ke dadamu di pagi buta Jogja, 4 Januari 2025

OPINI; Kita dan Politik Praktis ( Kode Etik Warga Muhammadiyah Berpolitik )

 Kita dan Politik Praktis Bismillahirrahmanirrahim Saya awali tulisan ini dengan kalimat tersebut agar apa yang saya tuliskan tidak salah dan sesuai dengan apa yang ditetapkan. Dan juga, supaya tulisan ini dapat diterima oleh semua elemen persyarikatan. Yaitu, Muhammadiyah. Pada dekade awal Organisasi Islam Muhammadiyah, yaitu kisaran tahun 20-50 an, Muhammadiyah masih sibuk membenahi internal persyarikatan. Muhammadiyah konsen terhadap dunia pendidikan serta problematika sosial masyarakat umum pada saat itu. Memasuki era kemerdekaan Indonesia, tepatnya pada Tanwir Muhammadiyah di Ponorogo tahun 1968. Muhammadiyah menghadirkan dua putusan yang sangat bijaksana. Yaitu, MKCHM dan Khittah Ponorogo. Keputusan ini adalah amanat dari Muktamar Muhammadiyah ke-37 di Yogyakarta dengan tema "Tajdid Muhammadiyah" yang diselenggarakan pada tahun sebelumnya. Pertama, MKCHM adalah akronim dari Matan Keyakinan Cita-Cita Hidup Muhammadiyah, yang mana didalamnya termuat beberapa poin penting...