Konservatisme bukanlah aib dalam tubuh modernitas. Dia perlu untuk dipertahankan sebagai basis epistemologis-fundamental di tengah keterawang-awangan modernitas.
Ketika paradoks disematkan dengan modernitas, maka tidak melulu stigma negatif disematkan pada kata paradoks. Dalam artian, modernitas dengan segala progresivitasnya harus tetap dirawat dengan nilai-nilai konservatif-normatif yang lebih adaptif.
Kota Tua ini contohnya, keberadaannya dengan segala arsitektur kuno di tengah tingginya gedung-gedung Ibu Kota bukankah sebuah paradoksial? Kota tua dan segala ceritanya adalah simbol-simbol konservatif dalam tubuh modernitas Jakarta.
Namun, apakah Kota Tua hanya akan kita jadikan sebagai simboli-simbol konservatif belaka tanpa ada pemaknaan? Pemaknaan yang pada akhirnya menjadikan Kota Tua ini memiliki use value tersendiri sebagai basis epistemologis-fundamental dalam kehidupan masyarakat modern.
Kota Tua, 30 Desember 2021
Komentar
Posting Komentar