Langsung ke konten utama

CERPEN; TENTANG HATI I Antara Cinta dan Bala



Sebelumnya saya ucapkan terima kasih kepada para calon pembaca yang sudah penasaran akan tulisan saya kali ini.

TENTANG HATI ( Antara Cinta dan Bala ), adalah tulisan pertama saya tentang asmara yang berani untuk saya unggah ke media massa.

Sebenarnya saya bukanlah pakar dan ahli tentang hal ini. Bahkan, Saya sering mengutuk diri akan ke-goblok-an yang harus saya akui. Hehehe. Serius ! ini adalah sebuah pengakuan dari saya yang harus teman-teman  ketahui sebelum membaca tulisan ini. Wkwk.

Sebenarnya lagi. Ini adalah tameng saya untuk membendung diri, jika kelak ada yang mau menggerogoti tulisan saya kali ini. Haha.

Oke. Menurut ku, mayoritas Pria sulit menemukan makna cinta sebenarnya. Begitu banyak kaum Hawa yang menamai kita si Tidak Peka. Panggilan ‘nakal’ ini sering kita jumpai pada sepasang Pria dan Wanita yang ingin memadu rasa. Ya, Rasa yang mentok karena sikap Pria yangg tidak peka terhadap wanitanya.

Banyak dari Pria yang juga salah dalam meinterprestasikan cinta yang ada dalam dirinya. Hatinya berkata itulah dia. Namun, mulutnya mengatakan sebaliknya dan malah menuruti mulutnya yang mengatakan dia mencintai orang lainnya.

Kemudian, tidak sedikit pula si pecinta yang terjerat halusinasi sirna yang seolah-olah mengatakan bahwa merekalah pemilik dunia. Cinta yang menhantarkan mereka menjadi hamba sahaya. Melebihi batas warasnya sebagai seorang manusia. Dan juga, ada ‘cinta’ yang menjadi malapetaka bagi pelakunya. Malapetaka yang meresahkan dan membuat kita kembali bertanya-yanya tentang apa itu cinta?.

Ah, bahkan aku juga kesulitan dalam menulis tulisan ini karena tak tau mau mengatakan apa ?. Wkwk. Rumit. Pelik. Dan sukar untuk dijelaskan.

Ya, begitulah cinta menurut ku. Berdasarkan apa yang kulihat dan pernah ku alami. Hahaha. Ya. Kita ga boleh munafik juga untuk mengatakan kita pernah merasakannya.

Tapi, kembali lagi menurut ku, cinta itu sesuatu yang fitrah, suci, mulia, dan indah. Cinta merupakan sebuah anugrah dan berkah dalam menghiasi kehidupan manusia. Barangkali, tanpa cinta manusia hanya jadi bangkai hidup yang menunggu waktunya tiba untuk kembali ke asalnya. Ya semoga saja, kita semua tau hakikat cinta itu sebenarnya. Lalu, berhasil menemukannya sebelum kita tiada : )

Aamiin.

Yogyakarta, 2 April 2021

Ramadhanur Putra 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

PUISI; TIDAK ADA JUDUL

 Semuanya larut begitu saja Dalam tangki motormu yang kuisi dua liter  Sebagai ucapan terimakasih  Atas perjalanan singkat kita dimalam yang kaku Kau pergi begitu saja Tanpa pesan meninggalkan derus mesin Scoopy putih dalam dadaku Deru mesin yang memompa jantungku berdetak lebih kencang Sekencang hisapan rokok suryaku menjelang pagi di balkon rumah Rumah kawan pelarian ku malam itu 2025, awal tahun yang buruk untuk memperbaiki hubungan kita Entah bagaimana jadinya nanti aku tidak tau Menunggu atau aku yang akan menghampirimu  Makin lama matahari makin hangat Dan kubiarkan resah menguap di udara Semoga hangat sampai ke dadamu di pagi buta Jogja, 4 Januari 2025

OPINI; Kita dan Politik Praktis ( Kode Etik Warga Muhammadiyah Berpolitik )

 Kita dan Politik Praktis Bismillahirrahmanirrahim Saya awali tulisan ini dengan kalimat tersebut agar apa yang saya tuliskan tidak salah dan sesuai dengan apa yang ditetapkan. Dan juga, supaya tulisan ini dapat diterima oleh semua elemen persyarikatan. Yaitu, Muhammadiyah. Pada dekade awal Organisasi Islam Muhammadiyah, yaitu kisaran tahun 20-50 an, Muhammadiyah masih sibuk membenahi internal persyarikatan. Muhammadiyah konsen terhadap dunia pendidikan serta problematika sosial masyarakat umum pada saat itu. Memasuki era kemerdekaan Indonesia, tepatnya pada Tanwir Muhammadiyah di Ponorogo tahun 1968. Muhammadiyah menghadirkan dua putusan yang sangat bijaksana. Yaitu, MKCHM dan Khittah Ponorogo. Keputusan ini adalah amanat dari Muktamar Muhammadiyah ke-37 di Yogyakarta dengan tema "Tajdid Muhammadiyah" yang diselenggarakan pada tahun sebelumnya. Pertama, MKCHM adalah akronim dari Matan Keyakinan Cita-Cita Hidup Muhammadiyah, yang mana didalamnya termuat beberapa poin penting...

SURAT KALENG UNTUK IKATAN

 Surat Kaleng untuk Ikatan | Edisi Pelantikan DPD IMM DIY Malam ini, saya kembali menguatkan hati untuk tetap semangat dalam ber-IMM. Kalimat "mengusahakan terbentuknya akademisi Islam yang berakhlak mulia dalam rangka mencapai tujuan Muhammadiyah" itu saya renungkan kembali. Kalimat yang harus dihafalkan jika ingin menjadi kader Ikatan ini. Kalimat dengan tujuan yang adiluhung dan penuh kesadaran intelektual di dalamnya. Sebuah ideologi organisasi! Saya membayangkan, bagaimana kalimat itu dilahirkan dan menjadi kesepakatan bersama para pendahulu. Spirit zaman dan etos seperti apa yang ingin mereka lakukan dengan kalimat sakti tersebut. IMM, katanya berdiri untuk menyelamatkan mahasiswa dan umat dari agresifitas penguasa saat itu. Meskipun hari ini, menurut saya kalimat itu sudah tidak lagi ada maknanya. Kalimat yang sering diucapkan tergesa-gesa agar ingatan di kepala tidak cepat hilang. Ideologi, sudah tidak berada lagi di kepala, ia hanya terselip di lidah sebagai sebuah h...