Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Agustus, 2023

CERITA; SINTA MENUNGGU RAMA

Bersabarlah barang sejenak Sinta! Tenang saja, aku akan menghampirimu di tengah pulau itu. Kamu tau? Aku sedang menanak puisi untuk kita santap sembari menunggu matahari terbenam nanti. Tapi, jika nanti aku menghampirimu dengan keadaan tak berdaya. Maka, keribaanmulah yang akan menjadi sampan bagiku kesana. Sinta, tolonglah kamu jelaskan dulu pada mereka bahwa cinta itu bukan barang murah yang seenaknya dapat diobral sana-sini.  Bahwa cinta itu harus di bentuk dengan proses panjang dan teliti. Penuh ketabahan dan juga keuletan. Jadi, selama di tengah pulau sana. Bersabarlah kau menungguku, menyuguhkan cinta untukmu. Lalu kita seduh dan nikmati bersama. Sinta oh sinta. Firasatku, diri ini akan jadi abu di atas tunggul. Tapi tak apa, setidaknya aku akan menjadi kayu yang menyilang api untukmu dan menjadi bara yang akan mengantar hangat padamu. Kebawah tidak berakar, keatas tidak berpucuk, dan ditengah dirayapi kumbang. Begitulah ketidak berdayaan ku sekarang menghampirimu. Jadi, sabar du

CERITA; AYAHKU PELATIH ATLIT LARI

My Father, dia telah mengajari aku cara berlari. Dengan ikat pinggang menjuntai di tangan kiri, ia latih sepasang kaki ini untuk tetap melaju kencang. Tidak, dia sebenarnya tidak mengajariku cara berlali. Tapi sedang mengejarku yang saat itu tidak mau mandi sore usai bermain dengan teman-teman. Sore itu, dengan kecepatan tinggi aku menjajaki jalan cor di dusun dengan bertelanjang kaki. Sebab, kemarahan ayah memuncak dan aku tak sempat untuk memakai alas kaki. Bau keringat yang apek, badan yang lusuh usai bermain bola, dan muka yang tak jelas lagi rupanya. Ayah menyuruhku mandi. Setalah dipikir-pikir, aku baru menyadari. Sejatinya ayah memang mendidikku untuk menjadi atlit lari. Lari dan terus melaju kencang untuk menerjang kehidupan. Barangkali, ia sadar. Bahwa umurnya sudah tidak matang lagi untuk menjelajahi alam semesta ini. Maka ia titahkan kehormatan itu pada putera mahkotanya.  Aku tau, sebenarnya ia sedang menaruh harapan. Pada anak lelakinya, ia titipkan apa yang belum sempat i

CERITA; SEBELUM PERANG PUPUTAN

"Sinyo, harus berapa kali aku katakan. Kalau cintaku pada tanah leluhur ini lebih dalam dari cintaku padamu!" Ida Ayu Melasti menghantam bujukan pacarnya -serdadu Belanda itu. Suasana sore menjadi mati. Menyisakan derai ombak yang dipecah batu karang. Melasti dan pacarnya terbujur kaku dalam lamunan. Betapapun sang pacar serdadu itu membujuknya, ia tidak akan mau ikut berlayar esok pagi ke negeri kincir angin tersebut. Meskipun imbalannya adalah hidup tenang dan berlimpah bahagia. Sang pacar seperti kehabisan kata. Sudah ia jelaskan semuanya. Bahwa nanti malam adalah malapetaka dan mimpi buruk bagi kisah cinta mereka. Pasukan Belanda siap untuk menyerbu pribumi yang mereka anggap telah lancang menawan kapal dagangnya.  Disisi lain, Melasti sedang menyembunyikan rahasia besar pula. Tentang orang-orang Bali yang rela mati untuk mempertahankan tanah leluhurnya. Bahkan, sekalipun matahari sore itu segera tenggelam dan genderang tabuh peperangan dimulai. Ia rela cinta kasihnya jug

CERITA; PEREMPUAN-PEREMPUAN INDIA DI BALI

Perempuan-perempuan India itu lebih gila lagi dalam merayu. Mereka tidak mau kalah saing dengan gadis asli Bali yang pasti terjaga keperawanannya di desa-desa. Entah mengapa, mereka (perempuan India) sangat suka bersolek di Bali. Padahal, mereka dapat menemukan lebih dari seribu pura di Negeri Anak Benua itu (India). Barangkali, Bali yang mereka tau adalah Bali yang tidak hanya sekedar eksotis rupanya. Tapi adalah Bali yang punya cerita dan legenda dibalik pura-puranya Jogja, 25 Juli 2023