Langsung ke konten utama

PUISI; KEPALSUAN RINDU

Reman memang! 

Kerinduan hari ini sudah palsu

Tidak ada jarak cukup jauh bagi rindu

Barangkali jarak sekalipun sekarang adalah hal semu Dipintasi oleh gawai berakhir haru

Karena sudah tidak ada batasan ruang dan waktu


Lalu kita bertanya

Apa yang sebenarnya abadi di dunia ini?

Nyaris tidak ada! 

"Kecuali cinta," Jawab si Pejalan itu

Ya, cintalah yang sempurna

Karena cinta kita merindu

Dan karena rindu, cinta tak akan berjarak


Lalu sepasang kaki bersabda

Tentang kepulangan

Bahwa tidak pernah ada tempat pulang

Kecuali dalam keabadian


Apalah artinya pulang

Jika saban hari

Ketika matahari tenggelam

Kau tenteng lagi barang bawaan

Menuju tujuan baru


Tubuh tak akan pernah pulang

Karena pulang hanyalah milik jiwa yang benar-benar dirindukan


Cikampek, 13 Februari 2023


DIPOSTING OLEH MBLUDUS.COM

Komentar

Postingan populer dari blog ini

PUISI; AKU MASIH MENCINTAIMU, LAPTOPP

AKU MASIH MENCINTAIMU, LAPTOPPP!!!! Aku masih mencintaimu laptop Malam ini aku menyeggamaimu Tapi tepat pada pukul 23.50 engkau malah berulah Kalera! ujarku Padahal, tahukah engkau? Aku ingin mengajakmu berfantasi malam ini Jemariku telah lama merindukan lembutnya keyboardmu Mataku sudah birahi ingin menatap layarmu Engkau malah ejakulasi sebelum dieksekusi Aku ingin mengajakmu berselancar dalam imaji Menyeruput kopi mos khas kampung kami yang tak akan pernah engkau temui di Indomaret manapun Aku ingin mengepulkan asap-asap yang keluar dari mulutku ke mulutmu Yang diterangi lampu jalan depan rumah kita Eitss, entah kepulan asap atau embun Aku juga sulit membedakan Sebab mulutku sudah ibarat molen pengaduk semen dan pasir Udara disini sangat dingin sayang Seperti dinginnya sikap dia Engkau tahu? Karena ulahmu tadi Kopi hitamku bersileak karena jatuh diatas palanta dari pariang itu Bergediak lantai jadinya Maka, saat kau telah siuman Aku tak tau, entah apa yang mengetuk hatimu Untuk mela...

PUISI; SUDAHI

Dari kereta kencana hingga lencana petaka Dari pegasus mulia hingga hanoman sengsara Melacak-dabrak sesukamu Menyusuri sisi buasmu Mengisi penuh gelas-gelas hasratmu Laksana keledai di gurun sahara Bias, dan penuh biang bahaya Merona-rona membahana Ternyata, wujudmu halusinasi semata Semua tertipu bayanganmu nan mulia itu  Wahai, ratu kumala berseri Sudahi dan ambillah intisari Yogyakarta, 13 Maret 2022