Langsung ke konten utama

PUISI; TIDAK ADA

Tidak ada tempat pelampiasan paling bebas selain ruang lepas

Tidak ada tempat menangis paling bahagia selain keluarga

Dan tidak ada satupun hubungan manusia yang kekal serta abadi selamanya, setidaknya nyawa akan jadi pemisahnya

Selayaknya bahagia, kesedihan adalah hal biasa 

Kata orang, "yang membuat kita akan terus hidup adalah rasa harap dan takut."

Aku ingin tetap hidup dengan harapan-harapan itu dan ketakutan-ketakukan yang hantuiku 

Sebagaimana janjiku, aku akan abadikan kamu; dalam ingatan, dalam harapan, dalam keinginan, dalam kata, dalam karya, dalam puisi 

Aku akan buat kau selalu di sampingku

Dan pada akhirnya, aku hanya bisa berpasrah pada tuhan 

Si pemilik hati manusia yang tidak karuan

Semoga kita dipertemukan. Aamiin allahumma aamiin.

Jogja, 20 Januari 2022


Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

PUISI; TIDAK ADA JUDUL

 Semuanya larut begitu saja Dalam tangki motormu yang kuisi dua liter  Sebagai ucapan terimakasih  Atas perjalanan singkat kita dimalam yang kaku Kau pergi begitu saja Tanpa pesan meninggalkan derus mesin Scoopy putih dalam dadaku Deru mesin yang memompa jantungku berdetak lebih kencang Sekencang hisapan rokok suryaku menjelang pagi di balkon rumah Rumah kawan pelarian ku malam itu 2025, awal tahun yang buruk untuk memperbaiki hubungan kita Entah bagaimana jadinya nanti aku tidak tau Menunggu atau aku yang akan menghampirimu  Makin lama matahari makin hangat Dan kubiarkan resah menguap di udara Semoga hangat sampai ke dadamu di pagi buta Jogja, 4 Januari 2025

OPINI; Kita dan Politik Praktis ( Kode Etik Warga Muhammadiyah Berpolitik )

 Kita dan Politik Praktis Bismillahirrahmanirrahim Saya awali tulisan ini dengan kalimat tersebut agar apa yang saya tuliskan tidak salah dan sesuai dengan apa yang ditetapkan. Dan juga, supaya tulisan ini dapat diterima oleh semua elemen persyarikatan. Yaitu, Muhammadiyah. Pada dekade awal Organisasi Islam Muhammadiyah, yaitu kisaran tahun 20-50 an, Muhammadiyah masih sibuk membenahi internal persyarikatan. Muhammadiyah konsen terhadap dunia pendidikan serta problematika sosial masyarakat umum pada saat itu. Memasuki era kemerdekaan Indonesia, tepatnya pada Tanwir Muhammadiyah di Ponorogo tahun 1968. Muhammadiyah menghadirkan dua putusan yang sangat bijaksana. Yaitu, MKCHM dan Khittah Ponorogo. Keputusan ini adalah amanat dari Muktamar Muhammadiyah ke-37 di Yogyakarta dengan tema "Tajdid Muhammadiyah" yang diselenggarakan pada tahun sebelumnya. Pertama, MKCHM adalah akronim dari Matan Keyakinan Cita-Cita Hidup Muhammadiyah, yang mana didalamnya termuat beberapa poin penting...